Tutus Sumaryani, salah satu penyebab munculnya kembali kasus PMK adalah kelembaban udara tinggi yang memicu aktivitas virus dan bakteri.
"Virus dan bakteri yang sebelumnya dorman kembali aktif karena kelembaban udara yang meningkat," jelas Tutus.
Baca Juga:
Puluhan Warga Tulungagung Ikut Aksi Bersih-Bersih Sungai Plosokandang Peringati Hari Air
Namun, ia memastikan kondisi di Tulungagung masih terkendali dibandingkan daerah lain di Jawa Timur.
Kesadaran peternak untuk menjaga kebersihan kandang, melaporkan kasus lebih cepat, serta upaya vaksinasi massal turut membantu menekan penyebaran PMK.
Tantangan Lalu Lintas Ternak
Baca Juga:
Pemkab Tulungagung Alokasikan Rp66,142 Miliar untuk THR ASN dan PPPK
Tutus juga mengungkapkan bahwa sapi yang terjangkit PMK sebagian besar bukan berasal dari Tulungagung, melainkan ternak yang didatangkan dari luar daerah.
Lalu lintas ternak antarwilayah melalui pasar hewan menjadi salah satu tantangan utama dalam mencegah penularan.
"Pasar hewan di Tulungagung didatangi pedagang dari berbagai kabupaten, sehingga lalu lintas ternak sulit dibendung," ungkapnya.