JATIM.WAHANANEWS.CO, Gresik - Data dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Gresik menunjukkan adanya penurunan jumlah sampah yang dikelola di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Ngipik pada tahun 2024.
Meski demikian, penurunan ini dinilai belum cukup signifikan untuk mengatasi persoalan sampah yang terus mengancam lingkungan.
Baca Juga:
Freeport Targetkan Produksi 60 Ton Emas di Gresik, Dimulai Akhir Tahun Ini
Berdasarkan data yang dirilis DLH Gresik, jumlah sampah yang dikelola di TPA Ngipik pada 2024 lalu mencapai 73.113.190 ton. Jumlah itu turun dari 78.791.616 ton pada 2023.
Rata-rata sampah per hari juga menurun dari 215.867 ton pada 2023 menjadi 200.310 ton pada 2024. Penurunan ini terjadi setelah tiga tahun berturut-turut (2021-2023) di mana jumlah sampah cenderung meningkat.
Kepala DLH Gresik, Sri Subaidah menjelaskan, penurunan ini merupakan hasil dari berbagai program yang digencarkan dinasnya.
Baca Juga:
Menteri AHY Serahkan Sertipikat Tanah Wakaf Elektronik di Gresik
“Program-program kami mulai menunjukkan dampak, terutama dalam hal pengurangan sampah di tingkat masyarakat. Namun, kami menyadari bahwa penurunan ini belum cukup signifikan,” ujar Sri, Sabtu (15/2).
Sri menekankan bahwa upaya pengurangan sampah tidak bisa hanya mengandalkan program pemerintah.
“Kami butuh kolaborasi dan kesadaran penuh dari masyarakat. Masih banyak ditemukan masyarakat yang acuh dan menganggap persoalan sampah hanya tugas kami. Padahal, ini adalah tanggung jawab bersama,” tegasnya.
DLH Gresik berencana untuk terus mengintensifkan program-program pengelolaan sampah, termasuk edukasi kepada masyarakat dan penegakan peraturan terkait pembuangan sampah.
“Ke depan, kami akan lebih gencar lagi dalam mengatasi persoalan sampah. Target kami adalah menekan angka sampah lebih signifikan,” papar Sri.
Penurunan sampah di TPA Ngipik pada 2024 menjadi catatan penting bagi Kabupaten Gresik.
Meski belum ideal, langkah ini diharapkan bisa menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan kolaborasi antar pemangku kepentingan dalam mengatasi persoalan sampah.
[Redaktur: Amanda Zubehor]