Jatim.WahanaNews.co, Kediri - Perajin batik di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, berharap agar pemerintah kabupaten memfasilitasi penjualan produk mereka sehingga usaha dapat terus berjalan dan penyerapan tenaga kerja menjadi lebih maksimal.
Pendamping UMKM sekaligus Konsultan Legalitas Produk dan UKM Kabupaten Kediri Lina Sofarida mengatakan, UMKM di Kabupaten Kediri sudah sering mendapatkan pendampingan hingga pelatihan. Namun, saat mereka produksi justru penjualan kurang maksimal.
Baca Juga:
Safari Ramadhan 2024: Santunan untuk 800 Anak Yatim dan Duafa
"Jadi UKM itu yang dibutuhkan bukan semata bantuan dana, bukan pelatihan, tapi bagaimana bisa menjual produk akhirnya," katanya di Kediri, Selasa (23/7/2024).
Lina yang juga pemilik usaha Batik Salinyar Desa Sukorejo, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri tersebut mengatakan, di Kabupaten Kediri ada kurang lebih 37 pemilik usaha batik yang masih bertahan hingga saat ini, termasuk usaha miliknya.
Mayoritas usaha mereka berjalan, namun untuk penjualan diharapkan lebih optimal lagi. Selain bisa memenuhi kebutuhan di dalam Kabupaten Kediri, diharapkan bisa menembus pasar lebih luas lagi termasuk ekspansi ke luar Pulau Jawa hingga luar negeri.
Baca Juga:
Workshop Kepribadian Profesional: Peningkatan Pelayanan Publik di Kediri
Untuk usaha miliknya, Lina mengatakan dirinya punya rumah produksi yang baru beroperasi pada Mei 2024. Ia sebelumnya punya usaha batik dengan skala kecil dan kini ingin lebih dikembangkan dengan pendirian rumah produksi.
Di tempatnya, kata dia, selain membuat batik tulis ada juga batik cap dan batik printing. Dirinya dibantu oleh empat orang karyawan yang bekerja setiap harinya.
Sementara itu, terkait dengan produksi, ia menyebut untuk printing bisa hingga 400 meter dalam satu hari produksi, sedangkan untuk batik tulis satu orang satu minggu bisa menyelesaikan satu kain batik ukuran 2 meter dan untuk batik cap satu orang bisa hingga lima lembar kain ukuran 2 meter.