Konsep ini dilaksanakan dengan menyinergikan berbagai potensi untuk mendorong berkembangnya sistem usaha perikanan budidaya yang berdaya saing dan berkelanjutan.
“Hasil utama tambak ini harus terus dikembangkan, supaya tambak ini bisa menjadi contoh kampung budidaya yang semakin meningkat produktivitasnya. Untuk itu KKP melalui DJPB melakukan pendampingan teknologi pada kegiatan polikultur tersebut untuk meningkatkan nilai tambah,” tambah Trenggono.
Baca Juga:
Gelar Naker Expo, Kemnaker Sediakan Puluhan Ribu Lowongan Pekerjaan di Tiga Kota
Dengan pencanangan ini, Menteri Trenggono bahkan optimis hasil budidaya rumput laut di tiga desa yakni Desa Kupang, Desa Kedungpandan, Desa Permisan mampu menembus pasar ekspor seiring tingginya permintaan rumput laut di pasar global.
Rumput laut sendiri termasuk dalam komoditas unggulan ekspor perikanan Indonesia.
“Yang penting dan yang harus diperhatikan adalah kesejahteraan para masyarakat pembudidaya, kita juga akan hadirkan BLU untuk dapat membantu mengatasi kendala yang dirasakan dari para pekerja,” tegas Menteri Trenggono.
Baca Juga:
Sudinkes Jakarta Barat Ingatkan Rumah Sakit Terus Terapkan Pelayanan Berbasis Hospitality
Selain melakukan pencanangan Kampung Budidaya Rumput Laut, Menteri Trenggono didampingi Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Tb Haeru Rahayu dan Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali melakukan panen hingga pengemasan rumput laut. Dalam kunjungan kerja tersebut diserahkan juga bantuan pemerintah berupa benih ikan, paket bioflok, dan motor roda tiga.
Trenggono menekankan pentingnya kolaborasi yang solid antara Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Sidoarjo serta masyarakat lokal dalam revitalisasi tambak tradisional menjadi modernisasi tambak industry agar meningkatkan lebih optimal produksi hingga 5-7 ton/Hektar tambak budidaya.
Hal senada juga diungkapkan Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali (Gus Muhdlor) mengapresiasi dukungan KKP dalam meningkatkan produktivitas para petani tambak di Desa Kupang ini.