Agus mengakui, masyarakat kalangan menengah ke bawah dan pelosok yang mengakses informasi itu akan merasakan perubahan yang luar biasa. Namun, tidak demikian di perkotaan, termasuk instalasi bagi yang hendak membangun hunian atau rumah baru.
Agus pun mengkisahkan tentang proses panjang, mulai transmisi dan distribusi di Jatim sebelum era digitalisasi digalakkan. Menurutnya, proses pelayanan sambung baru ketika ia menjabat manajer tahun 2008 sampai 2013 di Jember, Malang, dan Kediri di bidang tugas yang melibatkan banyak pelanggan dipersulit oknum masyarakat.
Baca Juga:
Listrik Bali Padam Serentak, PLN Kerahkan Ratusan Personel untuk Pemulihan
Sebab, ketika masyarakat ingin bertemu petugas PLN maupun sebaliknya begitu sukar.
"Sebenarnya, dari dulu PLN sedapat mungkin tidak bersentuhan langsung dengan pelanggan. Namun, saat itu mau ketemu pelanggan saja susah, begitu sebaliknya, karena belum digitalisasi. Tapi, saat ini adalah segi bisnis yang melibatkan banyak stakeholder, dalam prosesnya kita membutuhkan yang transparan, mudah, dan cepat," tutur dia.
"Pada waktu itu, saat 2008 berproses dan sudah ada KPK, lalu didampingi program-program transparansi, kita lakukan pelbagai macam kegiatan, supaya proses yang gelap gulita jadi terang benderang," sambung dia.
Baca Juga:
Serius Dukung Pertumbuhan Industri Memacu Roda Perekonomian, ALPERKLINAS Apresiasi Kerjasama PLN dan Swasta untuk Pasok Listrik di Kaltimra
Lalu, Agus berusaha menembus batas itu. Ia pun mengakui saat dirinya menjabat sekitar 1 dekade lalu, sengaja dihambat oleh pihak-pihak tertentu.
"Seolah sulit, kemudian kami terapkan strategi perang seperti Pandawa dan Kurawa yang di tengah-tengahnya ada tembok besar. Lalu bagaimana cara menghancurkan? Ya titik-titik rawan di mana dinding tebal itu berada kita hancurkan, kita kerjasama dengan wartawan dan tokoh masyarakat," jelasnya.
"Akhirnya mulai lah transparansi tercipta dengan tahapan-tahapan dan alhamdulillah saat ini dalam 1 proses digitalisasi untuk mengurangi bertemunya orang. Karena kalau ketemu itu pasti onok ae sing dijaluk (ada saja yang diminta), jadi sekarang ketemu via virtual, ketemunya apa dan kami jawab lewat LSP plus itu," ungkap dia.