Lonjakan kasus selama tiga bulan terakhir telah melebihi angka DBD selama 2023 yang hanya mencapai 206 kasus.
Menurut Desi, merebaknya demam berdarah tersebut merupakan siklus lima tahunan.
Baca Juga:
BMKG Ingatkan Potensi Banjir Bergelombang Puncak Musim Hujan di WIlayah Ini
Tak hanya itu kondisi cuaca yang kerap berubah-ubah dari hujan ke panas, membuat nyamuk Aedes aegypti berkembang lebih cepat.
"Kami memprediksi puncak kasus DBD tahun ini terjadi pada April, sehingga kami mengimbau masyarakat untuk lebih waspada," ucapnya.
Lanjut dia, temuan kasus DBD tahun ini merata hampir di seluruh kecamatan di Tulungagung.
Baca Juga:
Musim Hujan Tak Stabil, Kasus Chikungunya di Indonesia Naik Tajam Awal 2025
Para pasien saat ini dirawat di sejumlah puskesmas dan rumah sakit swasta maupun pemerintah.
Meski jumlah kasus mengalami peningkatan tajam, Desi menyebut belum masuk kategori kejadian luar biasa (KLB).
Sebab penentuan KLB harus memenuhi beberapa parameter, katanya.