"Lembaga ini diharapkan mampu mengelola sistem transportasi berbasis rel secara efisien, berkelanjutan, dan mendorong pengembangan kawasan TOD di sekitar stasiun," ujarnya pula.
Sementara itu di sisi angkutan logistik, dibahas juga terkait mobilitas transportasi logistik di Jatim yang tinggi, namun berbanding terbalik dengan angkutan barang menggunakan kereta api di wilayah KAI Daop 8 Surabaya yang kondisi angkutannya saat ini masih minim.
Baca Juga:
DPD KAI Provsu Gelar Musda ke-IV, Ini Pesan Ketum DPP KAI
Salah satu tantangan yang dihadapi saat ini adalah double handling, yakni proses bongkar muat ganda yang membuat biaya angkutan berbasis kereta api kurang kompetitif dibanding moda transportasi truk.
Untuk menjawab hal tersebut, KAI terus mencari skema efisiensi baru agar layanan logistik perkeretaapian semakin kompetitif dan bernilai tambah bagi pengguna jasa.
Executive Vice President of Corporate Secretary KAI Raden Agus Dwinanto Budiadji menambahkan, pertemuan itu menjadi momentum penting dalam memperkuat kolaborasi antara KAI dan Pemprov Jatim.
Baca Juga:
DPD KAI Provsu Gelar Musda ke-IV, Ini Pesan Menohok Ketum DPP KAI
“KAI siap berkolaborasi untuk mewujudkan sistem transportasi yang terintegrasi dan efisien di Jawa Timur. Pengembangan layanan angkutan penumpang dan barang berbasis rel tidak hanya memperlancar mobilitas masyarakat, tetapi juga memperkuat daya saing ekonomi daerah,” kata Agus.
Ia menegaskan, integrasi transportasi dan efisiensi logistik merupakan kunci dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi wilayah yang inklusif dan berkelanjutan.
Melalui sinergi ini, KAI berharap adanya dukungan penuh dari pemerintah daerah dalam penguatan infrastruktur, integrasi antarmoda, serta pembentukan lembaga pengelola transportasi terpadu.