WahanaNews-Jatim | Langsung disambut warga dan anak-anak korban erupsi, Ketua DPR Puan Maharani mengunjungi tenda pengungsi korban erupsi Gunung Semeru, di lapangan SDN 02 Kecamatan Pronojiwo, Lumajang.
Puan membagikan buku dan pensil untuk anak-anak yang masih sekolah. Selain mendatangi pengungsi di SDN 02, Puan juga meninjau dapur umum yang didirikan Palang Merah Indonesia (PMI). Ia melihat proses memasak untuk para pengungsi.
Baca Juga:
Gelar Naker Expo, Kemnaker Sediakan Puluhan Ribu Lowongan Pekerjaan di Tiga Kota
Puan menjadi pejabat pusat yang pertama kali mengunjungi pengungsi di Kecamatan Pronojiwo. Ia juga mendengarkan cerita dan keluhan korban dan warga terdampak erupsi Gunung Semeru.
Harapannya, keluhan mereka bisa dibahas di parlemen. Mulai soal perbaikan infrastruktur hingga perekonomian warga. Usai rumah dan harta benda mereka hancur disapu awan panas guguran.
"Kami ingin melihat langsung, apa yang dikeluhkan dan apa yang dibutuhkan oleh para korban erupsi Gunung Semeru dan korban terdampak. Selain memberi bantuan kebutuhan dan peralatan sekolah, kita akan pikirkan ke depan untuk korban erupsi dan pembangunan perbaikan infrastruktur, untuk dibicarakan di parlemen dan instansi terkait," kata Puan di lokasi, Senin (20/12/2021).
Baca Juga:
Sudinkes Jakarta Barat Ingatkan Rumah Sakit Terus Terapkan Pelayanan Berbasis Hospitality
Puan menyebut, di pengungsian ada penyandang disabilitas, ibu hamil, balita hingga orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). "Perlu perhatian khusus kepada pemenuhan gizi dan nutrisi para pengungsi serta skema penanganan bencana. Apalagi gizi dan nutrisi seringkali menjadi sesuatu yang suka terlewatkan saat bencana, karena kondisi saat bencana sedang serba cepat bergerak," papar Puan.
"Saya hari ini datang langsung ke sini membawa bantuan, karena saya mendapat laporan bahwa di Pronojiwo ini masih kurang jumlah bantuannya. Saya ingin Bapak/Ibu dan anak-anak semua mendapat pertolongan maksimal selama di lokasi pengungsian. Saya tahu kondisi ini berat. Tetapi saya berharap semua tabah," imbuhnya.
Di Pronojiwo, tambah Puan, perlu beberapa percepatan. Salah satunya pembangunan jembatan gantung yang menjadi akses satu-satunya. Selain itu, relokasi juga membutuhkan penanganan khusus.