Meski unik, namun hunian mereka yang berada di kawasan bantaran rel kereta api maupun sekitaran viaduk sangat berbahaya. Selain membahayakan keselamatan penghuni, juga mengganggu jalannya kereta api.
Apalagi, sejauh mata memandang, di sekitar viaduk dan median rel kereta api sudah ada sejumlah genting, tembok, jemuran, hingga kendaraan warga sekitar. Bahkan, ada pula yang menjajakan aneka dagangannya.
Baca Juga:
Gelar Naker Expo, Kemnaker Sediakan Puluhan Ribu Lowongan Pekerjaan di Tiga Kota
Meski lokasinya yang unik, namun justru memicu adrenalin ketika kereta api melintas persis di hadapan mata.
Betapa tidak, hunian masyarakat yang dekat dengan rel kereta hanya berjarak sekitar setengah hingga 1,5 meter saja. Bahkan, ketika kereta melintas, tak ayal debu dan polusi mengarah pada hunian warga. Bahkan, pemandangan di dekat lokasi, sebagian titik pembatas digunakan warga untuk menjemur pakaian dan memarkir sepeda motor.
Salah satu pedagang sayur, Musayana (41) mengaku hal ini dilakukan karena tak punya pilihan lain. Sebab, tempat tinggal dan lapak dagangannya berdekatan dengan rel kereta.
Baca Juga:
Sudinkes Jakarta Barat Ingatkan Rumah Sakit Terus Terapkan Pelayanan Berbasis Hospitality
Warga Dupak Magersari Gang 1 Surabaya itu mengaku sudah tinggal dan berjualan sejak usia 17 tahun.
"Saya jualan sejak tahun 1980-an, Mas. Jualan sejak jam 02.00 WIB sampai 09.00 WIB," kata Musayana dilansir dari detikJatim.
Wanita asal Bangkalan, Madura itu mengaku sempat khawatir dan takut.