Untuk itu kolaborasi yang dijalin tidak hanya terbatas pada perusahaan lokal tetapi juga melibatkan perusahaan multinasional.
"Hal ini dapat membuka peluang bagi pemuda Jatim untuk bekerja di perusahaan besar dengan standar internasional," harapnya.
Baca Juga:
Kantor Imigrasi Banggai Raih Penghargaan Media Sosial Terbaik dari Kemenkumham Sulteng
Selain itu pihaknya juga berfokus pada pemberian pelatihan informal yang dapat diakses oleh seluruh pemuda. Program pelatihan keterampilan digital akan menjadi salah satu prioritas utama, mengingat pentingnya teknologi dalam berbagai aspek kehidupan saat ini.
Pemuda didorong untuk menguasai keterampilan seperti coding, desain grafis, pemasaran digital, dan lain-lain.
"Ke depan, kami ingin pemuda Jatim tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga pencipta dan inovator,” ujar Khofifah.
Baca Juga:
Tips Belanja Cerdas di Era Digital
Selain keterampilan digital, program pelatihan juga mencakup kewirausahaan, dengan tujuan untuk mendorong lebih banyak pemuda menjadi pengusaha dan menciptakan lapangan kerja baru.
Gubernur perempuan pertama di Jatim itu menyoroti pentingnya keterampilan soft skill selain keterampilan teknis.
"Di era VUCA, pemuda harus dibekali dengan soft skill seperti kepemimpinan, komunikasi, dan kemampuan bekerja dalam tim. Oleh karena itu kami juga menyediakan berbagai program pengembangan soft skill yang dapat diikuti oleh seluruh pemuda Jatim," ujarnya.