JATIM.WAHANANEWS.CO, Malang - Ide kreatif bisa datang dari mana saja, bahkan dari tumpukan sampah dan barang bekas. Beragam sampah nonlogam layaknya emas bagi seorang pengrajin daur ulang seperti Ernik Yustiana, karena dapat diolah menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis.
Ya, Yustin adalah pemilik Yust Collection, sebuah usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang memanfaatkan aneka sampah nonlogam seperti kertas, plastik, gelas, sisa kain dan kulit dan mengubahnya menjadi sebuah barang estetik dan bernilai ekonomis.
Baca Juga:
Bea Cukai Malang Sita 214.756 Batang Rokok Ilegal dari Ekspedisi Kedungkandang
Awalnya, Yustin merupakan seorang pembatik tulis. Namun karena pada tahun 2015 terjadi konversi minyak tanah ke elpiji, minyak tanah menjadi langka dan usaha batik tulisnya kian sepi.
Tak pantang menyerah, ia berusaha mencari peluang lain. Usaha daur ulang sampah ini dimulainya karena ia melihat makin besarnya jumlah dan mudahnya sampah nonlogam yang ditemukan di sekitar.
Berkat kreativitasnya, akhirnya Yustin bisa mengubah sampah-sampah tersebut menjadi berbagai beragam kerajinan seperti seperti aksesoris, lampu belajar, tas, hingga fesyen.
Baca Juga:
Fakta-fakta Kasus Penembakan yang Menewaskan Bos Rental di Tol Jakarta-Merak
“Saat pandemi kami sempat terpuruk, tapi bisa bertahan dengan membuat masker dari kain perca. Setelahnya, kami mulai memanfaaykan perca kain untuk membuat tas dan kami coba merambah dunia fesyen. Bermacam-macam bentuk tas dari bahan daur ulang platik dan perca kain ini kami beri merk Tsuy,” terang Yustin kala diwawancarai di workshopnya, Senin (3/2/2025).
Tak hanya mendulang rupiah, melalui usaha ini Yustin juga berharap dapat berpartisipasi membantu pemerintah dalam mengelola timbulan sampah. Selain itu, Yustin juga memberdayakan warga sekitar untuk ikut berkarya dan bersama mewujudkan lingkungan yang bersih dan asri.
“Saya ingin menjadikan Yust Collection ini sebagai usaha ramah lingkungan dan memberdayakan banyak warga sekitar. Mimpi saya menjadikan Yust Collection ini sebagai pusat produksi daur ulang di Kota Malang,” ujarnya optimis.