Ditinggalkan
Kini, pertunangan anak dan endogami perlahan ditinggalkan.
Baca Juga:
Pemprov Sulbar Targetkan 108.322 Balita Hadir di 2.100 Posyandu
Terutama seiring dengan meningkatnya pendidikan masyarakat Madura.
Gesekan dengan lingkungan luar Madura, membuat anak memiliki pandangan sendiri untuk menentukan jodohnya.
"Dulu perjodohan itu hak prerogatif orang tua.
Baca Juga:
Dianiaya Berulang, Balita di Tangsel Tewas dengan Luka Parah di Perut
Jika menentang perjodohan bisa disebut durhaka diikuti dengan dalil-dalil syariat.
Namun di pelosok Madura, endogami masih dipertahankan," ujarnya.
Menurut Syukron, dalam tradisi endogami di Madura, ada spirit yang hendak dipertahankan.