Ditinggalkan
Kini, pertunangan anak dan endogami perlahan ditinggalkan.
Baca Juga:
Manfaatkan Dana Desa 2025, Pemdes Pasar Sorkam Gelar Posyandu Balita dan Ibu Hamil
Terutama seiring dengan meningkatnya pendidikan masyarakat Madura.
Gesekan dengan lingkungan luar Madura, membuat anak memiliki pandangan sendiri untuk menentukan jodohnya.
"Dulu perjodohan itu hak prerogatif orang tua.
Baca Juga:
Sadis! Pasutri Ini Siksa Balita Hingga Tewas, Aksinya Direkam Sambil Tertawa
Jika menentang perjodohan bisa disebut durhaka diikuti dengan dalil-dalil syariat.
Namun di pelosok Madura, endogami masih dipertahankan," ujarnya.
Menurut Syukron, dalam tradisi endogami di Madura, ada spirit yang hendak dipertahankan.