"Hingga April 2023 konsumsi listrik petani buah naga di Banyuwangi mencapai 11,554 MWh tersebar di wilayah Muncar, Jajag dan Rogojampi. Jumlah ini meningkat 3,94 persen dari April tahun sebelumnya," kata Kemas.
Sementara itu, Ketua Pokdarwis Sekar Naga Arum, Nanang Sugianto menjelaskan bahwa perbedaan masa tanam pada setiap jenis buah naga ini menjadi perhatian petani buah naga dalam mengatur masa tanam.
Baca Juga:
PLN Mendapat Apresiasi atas Respons Cepat Pulihkan Kelistrikan di Layanan Publik Bali
"Untuk setiap varian ada yang 46 hari, ada yang sampai 150 hari untuk sekali panen. Setiap jenis butuh waktu yang berbeda, pengaturan waktu tanam juga berbeda," ujarnya.
Lebih lanjut ia memaparkan, lokasi edukasi merupakan kawasan agrowisata petik buah produktif sehingga para petani mengupayakan agar kebun selalu memiliki buah yang dapat dipetik pengunjung pada varian yang berbeda.
"Kabupaten Banyuwangi sendiri secara rata-rata tahunan memproduksi 82.544 ton buah naga sehingga menjadi pemasok buah naga terbesar di Indonesia. Keberhasilan Banyuwangi sebagai penghasil buah naga tidak lepas dari manfaat penggunaan lampu yang didukung penuh oleh PLN," kata dia.
Baca Juga:
Gubernur Bali Apresiasi Gerak Cepat PLN Atasi Gangguan Kelistrikan
[Redaktur: C. Sopian ]