Menurut Thohari, pasangan pengantin yang berbahagia ini sebenarnya masih satu desa, tapi beda dusun. Mereka adalah pasangan bernama Alek dan Fitri. Saat naik perahu, pengantin telah berdandan lengkap layaknya pengantin di pelaminan secara umumnya.
“Karena jalan desa banjir, sehingga untuk mencapai KUA di Kecamatan Turi, kami harus naik perahu dulu sekitar 4 km, kemudian beralih menggunakan mobil dan menembus banjir lagi,” jelas Thohari.
Baca Juga:
Mahkamah Konstitusi Terima 206 Permohonan Sengketa Pilkada Kabupaten hingga Provinsi
Ditambahkan Thohari, bahwa pasangan pengantin ini hanya menggelar akad nikah saja di kantor KUA Kecamatan Turi.
Sedangkan untuk hari hajatannya akan digelar pada lain waktu. “Kemarin baru akad nikah, kalau acara hajatan tidak berani sekarang, karena banjir,” imbuhnya.
Thohari menjelaskan bahwa kondisi Desa Kepudibener saat ini sedang dilanda banjir akibat luapan Bengawan Njero.
Baca Juga:
ASDP Gandeng Bank Indonesia Perkuat Distribusi Uang Rupiah hingga ke Pelosok Negeri
Bahkan, lanjut Thohari, banjir yang terjadi kali ini lebih tinggi dibanding dengan banjir yang sempat surut beberapa waktu lalu.
“Tambah tinggi yang sekarang daripada yang pertama dulu. Banjir kali ini sampai membuat sebagian jalan kampung banyak yang tergenang,” bebernya.
Berdasarkan data yang diserap dari BPBD Lamongan, banjir akibat luapan Bengawan Njero masih merendam 26 desa di 5 kecamatan di Lamongan, antara lain Kecamatan Turi, Kalitengah, Deket, Glagah dan Karangbinangun.[non]