WahanaNews-Jatim | Warganet dihebohkan oleh video viral yang terjadi di wilayah Kabupaten Lamongan. Seorang mempelai perempuan yang sudah dirias dan berdandan layaknya pengantin naik perahu menuju KUA (Kantor Urusan Agama) untuk akad nikah.
Video tersebut viral setelah diunggah beberapa akun media sosial publik Lamongan. Ada dua video, yakni
Baca Juga:
Kementan Dorong Optimasi Ratusan Hektar Lahan Baru di Sumsel
video pertama saat detik-detik mempelai perempuan dituntun keluarganya menaiki perahu. Durasi video itu 1 menit.
Lalu video kedua saat mempelai perempuan beserta keluarganya di atas perahu melintasi banjir luapan Bengawan Njero.
Video kedua ini berdurasi 25 detik. Diketahui, mempelai perempuan ini berasal dari Desa Kepudibener, Kecamatan Turi, Lamongan yang memang terimbas banjir akibat luapan sungai Bengawan Njero.
Baca Juga:
Olokan ke Tukang Es Teh Viral, Presiden Prabowo Tegur Gus Miftah
Mempelai perempuan yang bergaun putih dan berparas cantik ini hendak melangsungkan akad nikah di KUA Kecamatan Turi.
Banjir yang terjadi di kawasan tersebut tak menghalangi niatnnya untuk melangsungkan akad nikah dengan pria idamannya.
Salah seorang warga Desa Kepudibener, Thohari membenarkan bahwa video yang beredar itu memang terjadi di desanya. “Benar, itu video kemarin pagi di desa saya, Desa Kepudibener,” ujar Thohari saat dikonfirmasi wartawan, Minggu (23/1/2022).
Menurut Thohari, pasangan pengantin yang berbahagia ini sebenarnya masih satu desa, tapi beda dusun. Mereka adalah pasangan bernama Alek dan Fitri. Saat naik perahu, pengantin telah berdandan lengkap layaknya pengantin di pelaminan secara umumnya.
“Karena jalan desa banjir, sehingga untuk mencapai KUA di Kecamatan Turi, kami harus naik perahu dulu sekitar 4 km, kemudian beralih menggunakan mobil dan menembus banjir lagi,” jelas Thohari.
Ditambahkan Thohari, bahwa pasangan pengantin ini hanya menggelar akad nikah saja di kantor KUA Kecamatan Turi.
Sedangkan untuk hari hajatannya akan digelar pada lain waktu. “Kemarin baru akad nikah, kalau acara hajatan tidak berani sekarang, karena banjir,” imbuhnya.
Thohari menjelaskan bahwa kondisi Desa Kepudibener saat ini sedang dilanda banjir akibat luapan Bengawan Njero.
Bahkan, lanjut Thohari, banjir yang terjadi kali ini lebih tinggi dibanding dengan banjir yang sempat surut beberapa waktu lalu.
“Tambah tinggi yang sekarang daripada yang pertama dulu. Banjir kali ini sampai membuat sebagian jalan kampung banyak yang tergenang,” bebernya.
Berdasarkan data yang diserap dari BPBD Lamongan, banjir akibat luapan Bengawan Njero masih merendam 26 desa di 5 kecamatan di Lamongan, antara lain Kecamatan Turi, Kalitengah, Deket, Glagah dan Karangbinangun.[non]