WahanaNews-Jatim | Grab membukukan kinerja negatif sepanjang 2021.
Hingga akhir kuartal IV tahun lalu, superapp asal Singapura ini tercatat masih merugi kendati pendapatan mengalami kenaikan signifikan.
Baca Juga:
Prabowo Pastikan Aspirasi Rakyat Jadi Prioritas Utama Pemerintahannya
Per 30 Desember 2021, pendapatan Grab meningkat 44 persen year-on-year (YoY) menjadi 675 juta dolar AS atau sekitar Rp 9,65 triliun.
Kenaikan pendapatan ini didukung oleh pertumbuhan yang kuat dalam segmen pengiriman dan layanan keuangan.
Meski demikian, Grab menutup tahun 2021 dengan mencatatkan kerugian sebesar 3,6 miliar dolar AS atau sekitar Rp 51 triliun.
Baca Juga:
Politani Pangkep Jadi Mitra Kunci Ditjen Vokasi dalam Penguatan SDM Bidang Kelautan, Perikanan, dan TIK
Kerugian ini mencakup beban bunga nontunai sebesar 1,6 miliar dolar AS serta pengeluaran terkait pencatatan publik sebesar 353 juta dolar AS.
Di sisi lain, Grab membukukan pertumbuhan Gross Merchandise Value (GMV) sebesar 29 persen YoY menjadi 16,1 miliar dolar AS.
Ini melebihi batas atas prospek yang diberikan pada September 2021 dan Ini menandai rekor baru bagi Grab.