WahanaNews-Jatim | Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menegaskan komitmen Pemprov Jatim dalam mengembangkan energi ramah lingkungan (green energy) dan energi terbarukan. Hal ini sejalan dengan upaya mendukung Program G20 menuju Nett Zero Emission 2060.
"Pemprov Jatim mendukung penggunaan energi ramah lingkungan atau clean energy melalui penurunan faktor emisi karbon. Sehingga bumi menjadi bersih dan sehat, serta yang paling utama adalah meningkatkan perekonomian di Jawa Timur," kata Khofifah, Rabu (21/9/2022).
Baca Juga:
Wagub Lampung Jihan Nurlela Tekankan Pengelolaan Sampah Terpadu untuk Mengatasi Persoalan
Pemprov Jatim saat ini tengah gencar melakukan pembangunan PLTS atap (rooftop) pada gedung-gedung pemerintah, sekolah, dan pondok pesantren. Terbaru, Pemprov Jatim memberi bantuan PLTS atap sebesar 7.500 W di Ponpes Tarbiyatut Tholabah, Lamongan.
Hal ini menjadi bagian dari komitmen Pemprov Jatim dalam meningkatkan pemanfaatan sumber daya EBT (energi baru terbarukan), yang juga sejalan dengan kebijakan EBT Tahun 2020-2025.
Khofifah berharap, terus bertambah ponpes lain yang ada di Jatim untuk penggunaan EBT. Sekaligus sebagai wahana edukasi pembangkit listrik berbasis green energy yang merupakan energi masa depan.
Baca Juga:
PLN UID S2JB Audiensi dengan Gubernur Sumsel Bahas Layanan Kelistrikan Regional
"Bahwa Allah SWT telah memberikan sinar matahari kepada negara kita sepanjang tahun. Bahkan ada negara yang hanya tiga bulan mendapat sinar matahari. Untuk itu hal ini bisa kita memaksimalkan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Surya," katanya.
Menurutnya, potensi Energi Baru Terbarukan di Jatim sangat besar. Potensi EBT merupakan energi yang ramah lingkungan. Di mana terdapat potebsi energi sebesar 25.542 Mega Watt yang dapat digunakan untuk mengantikan energi listrik dari bahan bakar fosil.
Di antaranya panas bumi, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), PLTS, Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), serta Pembangkit Listrik Sampah seperti di Benowo Surabaya.
Untuk itu, Pemprov Jatim terus mengembangkan pembangunan EBT di sejumlah gedung baik di instansi pemerintahan, rumah sakit, maupun pondok pesantren di Jatim.
Beberapa Gedung Instansi dan Lembaga yang telah terbangun PLTS dengan anggaran pemerintah antara lain di Kantor-kantor pemerintah Provinsi Jawa Timur yaitu Dinas ESDM, Bappeda, Bakorwil, Kantor Pemkab, serta juga di sejumlah RSUD milik Pemprov dan Pemkab seperti RSUD Sidoarjo, Madiun, Lumajang, RSMM Surabaya dan lain-lain.
Sejumlah Pondok Pesanten di Jatim juga telah menggunakan PLTS. Seperti Madrasah Aliyah Trans Science Jombang, Ponpes Nurul Jadid Probolinggo, Ponpes Salafiyah Syafi'iyah Asembagus Situbondo, dan Ponpes Al-Muslimun Temboro Magetan.
"Selama ini sebagian besar sumber energi yang digunakan adalah berasal dari Bahan Bakar Minyak. Tentunya dengan adanya PLTS ini diharapkan akan ada efisiensi pengeluran untuk pembayaran listrik," kata Khofifah.
Lebih lanjut menurut Khofifah, berbagai upaya Pemprov Jatim dalam mendukung kebijakan transisi energi, di antaranya dengan mengeluarkan beberapa peraturan daera (Perda) terkait penggunaan energi.
Seperti Perda Rencana Umum Energi Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 6 Tahun 2019 tentang RUED Provinsi beserta Pergub Nomor 6 Tahun 2020 tentang Juklak Perda RUED. Kemudian Pergub Nomor 13 Tahun 2021 tentang insentif perhitungan dasar Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor berbasis Baterai (kendaraan listrik, insentif 90 %).
Serta Surat Edaran Gubernur Jawa Timur Nomor 671/630/124.5/2022 tentang Implementasi Pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Atap pada Gedung Pemerintah dan Swasta, dan Surat Edaran Gubernur Jawa Timur Nomor 671/630/124.5/2022 tentang Himbauan Penggunaan Kendaraan Listrik dan Kompor Induksi.
Sebagai informasi, capaian bauran energi terbarukan Jawa Timur Tahun 2021, saat ini sebesar 6,72 % setara 1.270 MW dan melebihi target 6,5 %. Kegiatan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) yang sedang dilaksanakan PLTM Sumber Arum 2 (3 MW), PLTM Bayu (3,6 MW) di Banyuwangi, kemudian Kanzi I di Purwodadi, Pasuruan, yang diharapkan bisa menerangi 2.000-3.000 rumah berkapasitas 2,3 MW.
Untuk pengembangan PLTS Atap dan Kepulauan telah terbangun ± 43,8 MW sedangkan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah telah terbangun 10,65 MW di Benowo, Surabaya serta PG Pesatren, Kediri dan Asembagus Situbondo sebesar 32 MW.
Tak hanya itu, Jatim juga memiliki banyak potensi energi terbarukan. Antara lain energi air (1.667 MW), energi angin (7.907 MW), energi panas bumi (diprediksi mencapai 1.012 MW), energi gelombang laut (1.200 MW), energi surya (10.335 MW), dan biomasa (3.421 MW), Total potensi EBT 25.542 MW, jika dibandingkan dengan total terpasang Pembangkit Listrik PLN di Jatim saat ini 10.132 MW. [afs]