WahanaNews-Jatim | PT PLN (Persero) bersama Pemerintah tengah merumuskan langkah untuk mengkonversi kompor LPG ke kompor induksi. Program ini bakal menjadi _showcase_ dalam KTT G20 Bali pada November mendatang guna mengurangi emisi karbon, Denpasar, Jumat (15/7/22).
Setelah melakukan sosialisasi di Surakarta, PLN juga melakukan _pilot project_ konversi kompor _Liquefied Petroleum Gas_ (LPG) ke kompor Induksi di Bali. Sebanyak 1.000 pelanggan PLN yang terdiri dari 950 masyarakat penerima manfaat dan 50 kelompok UMKM menjadi target uji coba ini.
Baca Juga:
PLN dan Pemko Medan Gelar Lomba Masak Pakai Kompor Induksi di Medan Independence Day Festival 2023
Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Usaha Badan Usaha Milik Negara, Riset, dan Inovasi Kementerian Koordinator Perekonomian, Montty Girianna meninjau langsung kesiapan PLN dan melihat respons masyarakat Bali terkait rencana konversi kompor ini.
Montty menilai, langkah konversi kompor ini sangat strategis. Melalui program ini pemerintah bisa menghemat Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang selama ini terbebani oleh subsidi LPG. "Program ini sangat bagus dan strategis. Dengan langkah ini dari sisi keuangan pemerintah subsidinya jadi berkurang dan ini bisa mengurangi beban APBN," ujar Montty.
Di satu sisi, kata Montty program ini juga bermanfaat bagi masyarakat. Sebab, dengan memakai kompor induksi masyarakat bisa lebih hemat karena harganya yang lebih murah dan juga proses memasak jadi lebih cepat.
Baca Juga:
PLN Edukasi Kompor Listrik di Adhyaksa Sangihe Expo 2023
"Targetnya masyarakat bisa lebih aman, lalu masak lebih cepat dan lebih hemat," ujar Montty.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan program konversi kompor ini dilakukan PLN sebagai salah satu upaya mengurangi beban negara atas impor LPG yang tiap tahun naik. Apalagi, selama ini, khususnya LPG 3 kilogram merupakan barang subsidi yang masih dijual bebas sehingga tidak tepat sasaran dan menjadi beban APBN.
"Melalui konversi kompor ini langsung bisa menyelesaikan tiga persoalan sekaligus. Mengurangi ketergantungan impor LPG dengan energi berbasis domestik, yaitu listrik dan juga mengurangi beban APBN yang selama ini untuk mensubsidi LPG ini," ujar Darmawan.