WahanaNews-Surabaya | Sesosok mayat tanpa identitas ditemukan mengapung di bawah Jembatan Kembar Watu Ombo di Pacet, Mojokerto pada Rabu, 24 Desember 2014. Saat ditemukan, mayat dalam keadaan membusuk dengan kepala terbungkus plastik dan mulut dilakban.
Dikutip dari DetikJatim, Mayat itu pertama kali ditemukan oleh wisatawan sekitar pukul 15.00 WIB saat sedang nongkrong di Jembatan Kembar Watu Ombo. Saat itu, saksi tengah nongkrong dan tak sengaja melihat sesosok mayat mengapung di kawasan wisata Air Terjun Coban Kembar itu.
Baca Juga:
Ditemukan dalam Karung, Bocah 6 Tahun di Pontianak Dibunuh Ibu Tiri
Penemuan itu selanjutnya diteruskan ke polsek setempat. Sulitnya medan membuat proses evakuasi mayat membutuhkan waktu sekitar 2 jam. Pasalnya, mayat berada di sungai yang berjarak sekitar 80 meter dari permukaan jembatan.
Mayat selanjutnya dibawa ke RSUD Dr Soekandar Mojosari, Mojokerto untuk proses autopsi. Hasilnya, sejumlah luka di tubuh korban ditemukan. Polisi menyimpulkan mayat merupakan korban pembunuhan dan dibuang dari atas jembatan.
Informasi penemuan mayat laki-laki itu kemudian terdengar hingga ke Polrestabes Surabaya. Anggota Sat Reskrim kemudian meluncur ke Mojokerto dan memastikan mayat tersebut adalah Budi Hartono Tamadjaja (45), seorang pengusaha keramik asal Kota Pahlawan.
Baca Juga:
Polisi Ungkap Kronologi Penemuan Mayat Mantan Bupati Jembrana Bali
Polisi berhasil mengungkap identitas, setelah memeriksa sidik jari korban. Budi sebelumnya dilaporkan hilang oleh istrinya Vera Agustin sejak Senin, 22 Desember 2014. Polisi segera melakukan penyelidikan dan pemeriksaan kepada sejumlah saksi.
Lima hari setelah penemuan jenazah Budi, polisi kemudian meringkus tiga pelaku pembunuhan. Ketiga pelaku tersebut Rendro Wibowo alias Wid warga Pacar Kembang II dan Fitroni alias Roni (29), warga Mulyorejo. Sementara satu pelaku lainnya adalah Warsidi, oknum TNI AL yang ditangani kesatuannya.
Sejumlah barang bukti juga disita polisi. Salah satunya mobil milik korban Mazda BT 50. Mobil ini ditemukan polisi diparkir para pelaku di kawasan Bandara Juanda. Ini dilakukan agar orang-orang mengira korban hilang karena pergi melalui bandara.