WahanaNews-Jatim | Saat ini spirit doll atau boneka arwah tengah menjadi tren di kalangan artis. Fenomena ini pun menjadi perbincangan masyarakat Indonesia.
Salah satu artis yang mengadopsi spirit doll dan menjadi perbincangan masyarakat adalah Ivan Gunawan atau Igun.
Baca Juga:
Diduga Oknum Ketua DPD (LSM) Membekingi Judi Mesin Tembak Ikan di Bagan Siapi-api, Kecamatan Bangko
Spirit doll adalah boneka yang menyerupai bayi dan diperlakukan layaknya anak dengan diberi makan, berpakaian, dan dirawat setiap hari.
Tak hanya Igun, sejumlah artis lainnya juga diketahui mengadopsi boneka bayi atau spirit doll.
Apa itu spirit doll, bagaimana sejarahnya, hingga berapa harganya?
Baca Juga:
Ketua KPU Jakarta Barat Ingatkan Dokumen Yang Perlu Dibawa ke TPS Pilkada 2024
Sejarah Spirit Doll
Dikutip dari The Culture Trip, (11/12/2017) spirit doll mirip seperti boneka bayi dari Thailand yang disebut Luk Thep.
Luk Thep atau “Malaikat Anak” dalam bahasa Thailand adalah boneka bayi yang dipercaya dirasuki roh halus pembawa keberuntungan, dan kemakmuran.
Seperti spirit doll, Luk Thep diperlakukan layaknya bayi atau anak sungguhan, mulai dari diberi makan, pakaian, dan digendong.
Populer di Thailand
Terdapat beberapa teori mengenai bagaimana tradisi Luk Thep ini muncul. Salah satunya mengatakan Luk Thep dipopulerkan oleh Mae Ning.
Dia disebut-sebut bertanggungjawab mengubah boneka plastik sederhana menjadi pembawa keberuntungan yang dihormati.
Dia merupakan penjual boneka dan juga mengaku sebagai ahli ritual Hindu. Dia mengklaim saat siaran bahwa boneka memiliki kekuatan super.
Tak lama setelah mengeluarkan pernyataan tersebut, para biksu Budha dan peramal mengadakan ritual untuk menempatkan roh keberuntungan ke dalam boneka plastik.
Selebriti Thailand pun mengikuti tren itu dengan membawa Luk Thep ke mana pun mereka pergi. Mereka membawanya ketika pergi ke restoran mewah, spa kuku, bahkan meminta kursi terpisah untuk Luk Thep saat naik pesawat.
Thai Smile, maskapai penerbangan bertarif rendah nasional Thai Airways bahkan mengizinkan "orang tua" atau "wali" dari Luk Thep untuk membeli kursi untuk Malaikat Anak mereka, agar mereka ditawari makanan di pesawat.
Pramugari yang diberi pengarahan untuk memperlakukan mereka seperti penumpang anak lainnya.
Teori lain tentang asal usul Luk Thep menyebut tradisi itu adalah versi terbaru dari Kuman Thong.
Kuman Thong adalah janin yang telah meninggal sebelum dilahirkan. Itu disimpan dan diyakini membawa arwah anak yang telah meninggal.
Sementara itu lainnya percaya bahwa tradisi Luk Thep terkait dengan tingkat kesuburan yang rendah di Thailand, karena wanita Thailand paruh baya paling sering membawa boneka suci ini.
Keyakinan umum lainnya Luk Thep muncul karena iklim ekonomi yang menantang di Thailand pada tahun 2016 ketika tradisi itu lahir, warga Thailand membutuhkan sesuatu untuk dipegang (secara harfiah).
Harga Spirit Doll
Menurut penelusuran, Jumat (7/1/2022), di situs jual beli Etsy, harga spirit doll dibanderol mulai dari ratusan ribu hingga ratusan juta rupiah.
Spirit doll termahal adalah boneka princess (usia 5 tahun) dengan tinggi 33 inchi. Harganya sekitar Rp 103 juta.
Sementara itu di Tokopedia dijual ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Termahal ada boneka bayi perempuan handmade dengan harga Rp 2,95 juta.
Lalu di Shopee terdapat boneka spirit doll Luk Thep dengan harga Rp 3,5 juta.
Dosen Psikologi: Tidak Wajar
Terkait fenomena spirit doll ini, dosen Fakultas Psikologi Unair Prof. Nurul Hartini menyebut tindakan tersebut telah mengarah kepada perilaku yang tidak wajar.
"Ketika seseorang menganggap boneka tersebut hidup dan percaya bahwa mereka akan bertumbuh besar, maka hal itu telah keluar dari batas akal sehat. Perilaku tersebut menjadi keanehan tersendiri yang disebabkan oleh berbagai faktor," ucap Prof. Nurul melansir laman Unair, Kamis (6/1/2022).
Salah satu faktor yang mungkin ada, menurut dia yakni mengikuti tren di kalangan selebritis.
"Bisa jadi mereka hanya mencari sensasi agar popularitasnya naik," kata Prof. Nurul.
Meskipun demikian, fenomena spirit doll ini menurut dia tetap ada batasnya. Hal itu agar tidak merugikan kesehatan mental.
Karena, apabila perilaku tersebut dibiarkan terjadi secara terus-menerus, maka akan berdampak terhadap kondisi kesehatan mental seseorang.
Jika ketidakwajaran itu tidak segera dihentikan, sambung dia, maka berisiko pada keadaan psikopatologinya (ketidakstabilan fungsi kejiwaan yang meliputi indera, kognisi, dan emosi).
"Segala kondisi berisiko harus ditangani sedini mungkin agar tidak semakin sulit untuk mengembalikan kepada kondisi yang rasional dan realistis," tegas dia.
Nurul mengatakan, bagi sebagian orang, bahwa boneka dapat menjadi strategi pemulihan mental. Dia mencontohkan, ketika seseorang pernah kehilangan anaknya, maka boneka dapat menjadi terapi psikologis bagi mereka.
"Karena secara psikologis juga boneka bisa menjadi sarana penyegaran pikiran bagi individu selama tidak berlebihan dan harus tetap di bawah pendampingan dari psikolog atau psikiater," ujar Prof. Nurul.
Menurut Pakar Budaya
Sementara itu pemerhati budaya Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Drs Tundjung Wahadi Sutirto, M.Si mengatakan, fenomena boneka arwah di Indonesia bukanlah sesuatu yang baru.
Sebab menurut dia, masyarakat sejak lama memang sudah mempercayai boneka arwah.
Menurut Tundjung, keberadaan spirit doll dalam mitologi Jawa erat kaitannya dengan perkembangan animisme dan dinamisme.
Dalam berbagai khazanah dan pustaka sejarah, disebutkan bahwa sejak zaman Mesolitikum sudah muncul kepercayaan terhadap kekuatan roh.
Kemudian, hadirnya paham Hindu-Budha semakin kepercayaan terhadap roh yang sebelumnya sudah ada.
Menurut Tundjung, kepercayaan terhadap roh yang sebelumnya ada mendorong manusia untuk hidup dan membangun harmonisasi dengan entitas roh tersebut.
Sehingga, dari hasil harmonisasi itulah yang melahirkan perilaku menghadirkan roh dalam visualisasi diri orang dan boneka atau benda bertuah.
"Dalam tradisi seni pertunjukkan, menghadirkan roh dalam penampilannya banyak dijumpai di Jawa seperti Jathilan, Sintren, Jaran Kepang, dan sebagainya," kata Tundjung dikutip dari laman resmi UNS, Senin (3/1/2021).
Tidak hanya pada masa Mesolitikum dan hadirnya Hindu-Budha di tanah air, tetapi kisah dalam dunia pewayangan juga memperkuat kepercayaan penjelmaan roh pada alam kehidupan duniawi.
"Misalnya, bagaimana kisah pewayangan tokoh Bambang Ekalaya yang menciptakan patung Durna sebagai visualisasi guru yang mahir mengajarkan memanah dan lebih unggul daripada Arjuna yang berguru kepada Durna secara biologis," jelasnya.
Selain itu, Tundjung menjelaskan, bahwa ada juga boneka arwah bernama Ca Lai Gong dalam kebudayaan Tiongkok yang dipercaya dapat menghadirkan arwah. [non]