Sehingga terbentuklah Nahdlatul Ulama yang merupakan organisasinya para ulama sebagai jawaban atas lahir kembali peradaban Islam.
“Itu sebabnya organisasi yang didirikan adalah organisasinya ulama yang diberi nama Nahdlatul Ulama dan gambarnya jagat karena yang bingung adalah orang sedunia," ucapnya.
Baca Juga:
Gelar Naker Expo, Kemnaker Sediakan Puluhan Ribu Lowongan Pekerjaan di Tiga Kota
"Maka mandat kita adalah mandat peradaban global,” kata Gus Yahya.
Sementara itu, usai menghadiri simposium peradaban, Gus Yahya yang juga didampingi Sekjen PBNU Saifullah Yusuf (Gus Ipul), dan Ketua PBNU Amin Said Husni, lantas melanjutkan silaturahmi ke Pesantren Panyeppen, Pamekasan.
Di pesantren yang sudah berusia lebih dari 100 tahun itu, Gus Yahya bertemu dengan KH Mudatsir serta sejumlah ulama dan kiai sepuh.
Baca Juga:
Sudinkes Jakarta Barat Ingatkan Rumah Sakit Terus Terapkan Pelayanan Berbasis Hospitality
Gus Yahya sendiri ternyata masih memiliki garis keturunan dari Madura yakni dari Bani KH Isbath.
KH Isbath sendiri merupakan ulama ahli fiqih yang berasal dari Banyuanyar, Pamekasan.
Banyak ulama Madura memiliki garis keturunan dari KH Isbath ini.