"Karena tidak hanya memperkenalkan nilai-nilai tapi juga membangun struktur masyarakat agar dapat diterapkan di kehidupan masyarakat itu sendiri,” terangnya.
Setelah zaman Rasulullah, peradaban Islam sempat mentereng saat zaman Turki Utsmani.
Baca Juga:
Gelar Naker Expo, Kemnaker Sediakan Puluhan Ribu Lowongan Pekerjaan di Tiga Kota
Namun akhirnya jatuh pada Perang Dunia I setelah perang melawan Eropa yang mengakibatkan umat Islam merasakan kebimbangan yang sangat mendalam.
“Merespons hal tersebut, KH Wahab Hasbullah yang sempat berada di Mekkah saat ketegangan terjadi merasakan betul dinamika yang terjadi pada umat Islam,” jelas Gus Yahya.
Sepulang dari Mekkah, Kiai Wahab mengusulkan kepada gurunya, yaitu KH Hasyim Asy’ari untuk mendirikan organisasi baru yang menghimpun para ulama.
Baca Juga:
Sudinkes Jakarta Barat Ingatkan Rumah Sakit Terus Terapkan Pelayanan Berbasis Hospitality
Sebab, Kerajaan Saudi tidak punya kapasitas menggantikan kosntruksi peradaban Turki Utsmani.
“Jika tidak ada yang menggantikan, seluruh umat Islam akan mengalami kebingungan peradaban," tutur dia.
"Dalam keadaan yang bingung ini, tidak ada yang lebih bertanggung jawab untuk memberikan jalan keluar selain ulama,” tambahnya.