“Yang paling penting dari keseluruhan ini adalah kemitraan, kita ini bermitra, berkolaborasi. Saya sering menyampaikan, tidak ada yang lebih terhormat diantara kita, tetapi semuanya sama-sama terhormat. Pemerintah terhormat, petani terhormat, dan petani terhormat karena bersama-sama mendorong kesejahteraan dari bawah,” tukasnya.
Tentunya, Baddrut Tamam berharap, kawasan industri hasil tembakau (KIHT) bisa segera terlaksana agar pengolahan tembakau sesuai harapan.
Baca Juga:
Petani Tembakau di Sumedang Terima Bantuan Ternak dari Diskanak Sumedang
Bahkan, tembakau dapat diolah menjadi berbagai aneka produk. Seperti parfume, rokok, dan lain-lain.
“Di Pamekasan ini ada sekitar 1.860 luas lahan kemitraan. Harapan saya kemitraan ini semakin luas,” terangnya.
Tak ayal jika Baddrut Tamam memungkasi, bahwa kesejahteraan bersama dapat terwujud dengan baik dalam konsep kerja sama tripartit tersebut.
Baca Juga:
DBHCHT Sebagai Upaya Menurunkan Pengangguran dan Kemiskinan Ekstrem di Sumedang
Mengingat, persoalan tembakau tidak hanya bergantung pemerintah saja, melainkan juga petani dan pabrikan.
“Kami berharap tembakau tahun ini memihak kepada petani kita. Terima kasih kepada asosiasi petani tembakau Indonesia, dan jaringan petani tembakau Indonesia atas komitmen kemitraan dengan kita semua,” tuturnya. [jat]