WahanaNews-Jatim | Dicky Agung Priyana (38), warga Kediri, Jawa Timur mengaku sebagai marinir dengan pangkat Mayor Jenderal (Mayjen) bernama AP Kusumo.
Bermodal seragam, Dicky telah menipu puluhan orang dengan kerugian mencapai ratusan juta rupiah.
Baca Juga:
Jokowi ke Kantor PAN, Zulhas: Pertama Kali Presiden Hadir Setelah 24 Tahun
Ia kemudian ditangkap di Kompleks Ruko 21, Jalan Raya Gubeng, tepatnya di depan RS Siloam, Surabaya, Jawa Timur oleh Tim Gabungan Denintel dan Denprov Pasmar 2 pada Sabtu (20/11/2021).
Dicky diamankan setelah Denintel Pasmar 2 mendapatkan informasi ada seorang pria yang menggunakan seragam PDL Marinir berpangkat Mayjen di sekitar RS Siloam.
Dicky kemudian diserahkan oleh Polda Jatim dengan pengaduan pencemaran nama baik.
Baca Juga:
Ukraina Tak Terima Rusia Pimpin DK PBB
Petugas juga mengamankan satu setel pakaian dinas lapangan tactical Marinir, satu buah baret Marinir berpangkat bintang dua, dan satu setel sepatu PDL KKO.
Serta mengamankan satu buah tongkat Komando, satu setel PDU Polri berpangkat Irjen, satu buah cek Bank BCA Rungkut, sertabsatu buah HP merk Oppo dan satu iPad.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Gatot Repli Handoko mengatakan ada 22 orang melapor menjadi korban Dicky.
Sebagian besar korban adalah perempuan. Dicky diduha meminta korbannya untuk menyerahkan uang tunai Rp 1 juta dan dijanjikan keuntungan Rp 100 juta.
Kepada para korbannya, ia mengaku memiliki warisan Rp 80 miliar yang akan segera dicairkan dan akan diberikan kepada korban yang sudah menyerahkan sejumlah uang.
"Nilai kerugian total dari keseluruhan korban, kami kalkulasi hampir Rp 500 juta," ujar Gatot saat dikonfirmasi, Rabu (1/12/2021).
"Sampai sekarang sudah ada 22 orang, yang sudah lapor ke kami, Polda Jatim. Sebagian besar korbannya perempuan, ya ibu-ibu gitu," tambah Gatot.
Ia menduga jumlah korban marinir gadungan tersebut akan bertambah seiring dengan bergulirnya proses penanganan hukum terhadap pelaku.
"Kami masih kembangkan terus, dan kami dalami terus. Tidak menutup kemungkinan, masih ada korban-korban lainnya," tutur Gatot.[non]