WahanaNews-Jatim | Dua kelompok massa dari perguruan silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) dengan Pagar Nusa di Desa Sukrejo, Kecamatan Bangorejo, Banyuwangi, Jawa Timur, terlibat bentrokan keras pada Kamis dini hari, (10/3) kemarin.
Satu orang dilaporkan tewas dan belasan orang mengalami luka-luka. Akibat bentrokan tersebut 6 rumah warga rusak. Penyebab bentrokan dua kelompok massa ini dipicu kesalahpahaman karena saling ejek di media sosial.
Baca Juga:
Gelar Naker Expo, Kemnaker Sediakan Puluhan Ribu Lowongan Pekerjaan di Tiga Kota
Diketahui, bentrok antar dua kubu terjadi sejak dua hari terakhir dan membuat suasana desa menjadi mencekam setiap malamnya. Ratusan orang dari kedua kelompok perguruan silat ini sering melakukan konvoi melakukan sweeping.
Meski sudah dihalau ratusan aparat Kepolisian dari Polresta Banyuwangi, namun bentrokan antara kedua kelompok pencak silat ini tak terbendung. Puncaknya, pada Kamis dini hari, kedua kelompok terlibat bentrok fisik di Desa Sukorejo.
"Sampai saat ini, informasi satu yang meninggal dunia, lainnya luka-luka," kata Wakapolresta Banyuwangi, AKBP Didik Hariyanto.
Baca Juga:
Sudinkes Jakarta Barat Ingatkan Rumah Sakit Terus Terapkan Pelayanan Berbasis Hospitality
Setidaknya dilaporkan 14 orang dilarikan ke rumah sakit karena luka-luka akibat bentrok fisik dua kelompok perguruan pencak silat itu. Satu orang meninggal dunia diketahui adalah seorang pemuda berusia 27 tahun, warga Kecamatan Pesanggaran. Korban tewas setelah terluka benda tajam di tubuhnya.
Tak hanya bentrok fisik, insiden tersebut juga menghanguskan sejumlah sepeda motor. Rumah warga juga rusak karena jadi sasaran amuk massa dengan lemparan batu hingga bom molotov. Sedikitnya 6 rumah warga dan 1 musola rusak parah.
Takut terjadi bentrok susulan, sejumlah warga memilih mengungsi, meski pengamanan di lokasi diperketat. Menurut Kepala Desa Sukorejo, Samsudin, warganya mulai meninggalkan rumah masing-masing, terutama yang tinggal di dekat lokasi bentrok.
"Trauma warga ini bukan tanpa alasan. Dua hari berturut-turut terjadi bentrok yang menakutkan warga," kata Samsudin.
Bentrok ini menyebabkan enam rumah warga rusak. Paling parah satu rumah. Kacanya pecah dilempari massa. Padahal, warga di sekitar lokasi tidak terkait dengan perguruan silat. Warga juga resah aksi susulan akan terus terjadi.
Selain rumah warga, sebuah musholla juga ikut dilempari massa. Pihaknya berharap, bentrok serupa tidak pernah muncul lagi.
"Harapannya, segera ada solusi dan perdamaian. Jadi, warga bisa kembali tenang," tegas Samsudin. [non]