WahanaNews-Jatim | Wali Kota Kediri, Jawa Timur, Abdullah Abu Bakar menyatakan pengendalian inflasi ternyata berimbas positif pada mulai menggeliatnya perekonomian di daerah ini, setelah pandemi COVID-19. "Kalau saya menanggapi memang agak menggeliat perekonomiannya. Jadi inflasinya juga agak naik. Memang seperti itu," katanya di Kediri, Rabu.
Ia menjelaskan, inflasi di Kota Kediri secara year on year (yoy) selama semester I 2023 masih lebih rendah dari Jawa Timur, tetapi jika dibandingkan dengan inflasi nasional secara yoy tercatat masih lebih tinggi Kota Kediri.
Baca Juga:
Pj. Gubernur Adhy: Bentuk Kepastian Hukum Atas Kepemilikan Tanah
Wali Kota mengungkapkan telah melakukan evaluasi bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah Kota Kediri. Komoditas utama penyumbang inflasi selama lima bulan terakhir adalah cabai rawit. Selain itu ada komoditas lain yang perlu diperhatikan adalah daging ayam dan telur.
Sedangkan, komoditas lain seperti bawang merah dan bawang putih diprediksi akan mengalami penurunan. Ia menambahkan, berdasarkan arahan Menteri Dalam Negeri, upaya pengendalian infasi di Kota Kediri dilakukan dengan pemantauan harga, melakukan rapat teknis TPID, melakukan sidak ke pasar, menjaga pasokan barang, dan bantuan transportasi dari APBD berupa subsidi biaya angkut untuk kegiatan OPM.
"Namun masih ada upaya pengendalian inflasi yang belum dilakukan Kota Kediri yakni berkoordinasi dengan daerah penghasil. Ini harus kerjasama tapi harus dilihat dulu kerjasamanya," kata dia. Selain itu, untuk mengendalikan inflasi, Wali Kota juga mengatakan harus memiliki early warning system sehingga bisa melakukan monitoring pergerakan harga komoditas yang berpotensi sebagai penyumbang inflasi.
Baca Juga:
Mantan Dirut Ditahan Kejati Jatim, PT INKA Hormati Proses Hukum
"Kemudian berkoordinasi dengan daerah penghasil hingga menghasilkan kerja sama antardaerah dengan melihat trend komoditas penyumbang inflasi. Seperti di semester I ini cabai rawit menjadi komoditas penyumbang inflasi selama lima bulan," kata dia.
Kepala Bagian Administrasi Perekonomian Kota Kediri Tetuko Erwin Sukarno menambahkan pemkot bersinergi dengan Kantor Perwakìlan Bank Indonesia Kediri dan Badan Musyawarah Perbankan Daerah (BMPD) Kota Kediri dalam pelaksanaan kegiatan bazar pangan murah atau operasi pasar murni. Kegiatan itu digelar menjelang Lebaran 2023. Hal tersebut juga ternyata berdampak positif dengan harga yang mampu dikendalikan sehingga tetap terjangkau.
"Harga-harga bahan pokok dapat dikendalikan dan tetap terjangkau. Kerja sama yang luar biasa baik, semoga terus dapat berlanjut," katanya. Turut hadir pula pada kegiatan ini TPID Kota Kediri, pelaku usaha, Pertamina, Perumda Pasar Joyoboyo, perwakilan dari kejaksaan negeri dan kepolisian.[ss]