WahanaNews-Jatim | Sebagai bentuk mendukung pengembangan energi baru terbarukan (EBT) Perum Jasa Tirta (PJT) I menargetkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung di Waduk Sutami Kabupaten Malang selesai 2024.
Sebagai langkah awal, Direktur Utama Perum Jasa Tirta I, Raymond Valiant Ruritan di Surabaya, Senin (18/7/2022) mengaku telah melakukan pertemuan dengan direksi PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) dan sepakat dilanjutkan ketingkat kerjasama.
Baca Juga:
PLN Siap Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2040 Lewat Kolaborasi Swasta
"Hari ini tinggal menunggu surat penugasan dari PT PLN sehingga kita bisa berpartner. Semoga seluruh proses selesai September tahun ini," katanya.
Nantinya lanjut Raymond, PLTS Terapung ini berkapasitas 100 Megawatt (MW), sehingga bisa menggantikan pembangkitan listrik disiang hari. "Kalau sekarang yang yang nyala siang sampai malam kan PLTGU, PLTG dan sebagainya, yang mana biaya dan kerusakan alam yang ditimbulkan besar, kalau ada PLTS maka listrik siang hari bisa dipastikan dari sinar matahari," ungkapnya.
Lebih lanjut dikatakan Raymond, pembangunan PLTS terapung jauh lebih murah dibandingkan Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU), ini dikarenakan PLTS tidak memerlukan lahan karena terapung di Waduk Sutami. "Biaya pembangunan diperkirakan sekitar Rp1,3 sampai Rp1,6 triliun pembiayaan akan melibatkan PT PJB dan PJT I serta investor," tuturnya.
Baca Juga:
PLN Siap Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2040 Lewat Kolaborasi Swasta
Raymond menambah, untuk investor akan melalui proses lelang dan hingga saat ada beberapa investor yang tertarik untuk terlihat dalam proyek ini. "Investor yang mengantre dari Timur Tengah seperti Uni Emirat Arab dan Arab Saudi, merdeka sedang menjajaki investasi ke negara-negara yang punya hubungan baik, setelah penugasan selesai pada September tahun ini lelang langsung dilakukan, PJT I menargetkan pembangunan PLTS Terapung dimulai 2023 dan bisa selesai pada tahun 2024," imbuhnya.
Untuk diketahui, Selain PLTS Terapung Sutami, PJT I juga akan membangun proyek yang sama di Wonogiri berkapasitas 200 Megawatt (MW). PLTS terapung itu dapat menjaga ketahanan energi, mengingat, sampai saat ini, pembangkit listrik masih bahan bakar fosil. “Kami berupaya dengan memanfaatkan bahan bakar baru terbarukan dan ramah lingkungan. Tidak hanya PLTA, yang selama ini dikerjakan PJT I, PLTS juga potensinya cukup besar,” ucapnya. [afs]