WahanaNews - Surabaya | Bus listrik hibah dari pemerintah pusat dari acara G20 di Bali resmi diberikan ke Surabaya. Kedatangan bus limpahan G20 untuk Kota Surabaya merupakan yang pertama di Indonesia.
Ada sebanyak 17 bus yang diterima Pemkot Surabaya pada Minggu (18/12/2022) dan sudah mulai dioperasikan sejak Senin (19/12/2022).
Baca Juga:
Bank DKI Jalin Kerja Sama dengan Transjakarta dalam Pembiayaan Transportasi Ramah Lingkungan
Direktur Angkutan Jalan Kemenhub, Suharto sempat menaiki bus itu. Ia mengaku, bus listrik yang diberi nama Trans Semanggi itu sangat nyaman saat dinaiki. Karena bus itu tidak banyak mengeluarkan suara sehingga lebih tenang.
Ia bahkan mengaku merasakan bus itu seperti tidak bergerak. Sama sekali tak ada kebisingan suara di dalam bus, serta tidak ada kenalpot yang otomatis membuat tidak ada emisi gas buang. Bus itu pun tidak berpotensi menimbulkan polusi di Kota Pahlawan.
"Tentunya dengan kondisi seperti ini, kami akan mencoba beberapa angkutan umum yang saat ini fosil, secara bertahap akan kami replace menggunakan bus ini. Supaya nanti, target emisi yang di Kota Surabaya semakin lama semakin menurun. Intinya bagaimana saat kita memiliki kontribusi positif untuk Surabaya untuk berperan menyehatkan masyarakat dalam pengurangan emisi," ujar Suharto kepada wartawan di Balai Pemuda, Selasa (20/12/2022).
Baca Juga:
Menhub Budi Karya: Transportasi Listrik di IKN Kalimantan Timur Mulai Agustus 2024
Bus listrik hibah dari BTS ini diprioritaskan dan diberikan kepada Bandung dan Surabaya. Namun, Surabaya dipilih menjadi kota pertama yang menerima bus listrik G20. Diharapkan ke depannya dapat mengurangi kendaraan pribadi dan beranjak ke angkutan umum.
"Memang saat ini produksi, karena permintaan besar, tapi tentunya Surabaya yang pertama. kami evaluasi terus, saat ini kami produksi 53. Tentunya ada 2 kota yang kami prioritaskan, Bandung dan Surabaya. Tapi yang paling besar Surabaya, awalnya 24 karena tahun ini belum selesai semuanya. Baru 2023," ujarnya.
Sementara, Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengatakan, dengan adanya bus listrik ini bisa mengurangi kemacetan dengan menggunakan angkutan umum. Kemudian, polusi akan turun jika menggunakan bus listrik.
"Kami juga akan gunakan feeder nanti. Jadi setiap wilayah yang menggunakan bus Surabaya akan kami siapkan feeder, dan feeder itu akan terpenuhi semua pada 2024. Sebagian kami gunakan listrik, itu komitmen kami," kata Eri.
Selain bus, pihaknya juga akan mengkonversi kendaraan roda dua milik Pemkot Surabaya dengan listrik. Kemudian ia akan mengumpulkan warga di padat karya, diberikan pelatihan mengkonversi motor dengan bahan bakar menjadi listrik.
"Dibantu pak kasat lantas perizinan surat-suratnya. Maka secara otomatis roda dua di Pemkot akan menjadi listrik semua di tahun 2023," ujarnya.
Pada 2023, seluruh pegawai Pemkot Surabaya juga harus menggunakan angkutan umum. Dalam 2 hari dalam sepekan harus menggunakan angkutan umum dari rumah menuju Bus Suroboyo maupun Trans Semanggi bio solar atau listrik.
"Biasane numpak mobil diparkir di mana-mana. Tapi nanti kartu pegawainya yang akan di tap. kami tau siapa yang naik dan tidak naik bus. Pemerintah harus memberi contoh, tidak hanya secara lisan saja," tegasnya.[mga]