Dulu, pihaknya melihat warga mengeluhkan soal sampah tetapi sekarang sudah melihat masyarakat sedikit demi sedikit mulai aktif memilah, mendaur ulang, dan bahkan mendapat manfaat dari sampah yang dulu mereka anggap sebagai beban.
"Ini bukan sekadar perubahan fisik, ini adalah perubahan pola pikir, perubahan budaya, perubahan kebiasaan," katanya.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Apresiasi Peran PLN Atasi Sampah lewat Program 'Zero Waste Warriors' di Seluruh Indonesia
Ia mengatakan, sejak kecil terbiasa dengan konsep buang sampah pada tempatnya, tapi jarang diajarkan untuk kelola sampah dengan bijak.
"Saat ini, solusi terbesar terhadap masalah sampah bukan hanya bagaimana membuangnya dengan benar, tapi bagaimana mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulangnya sejak awal," katanya.
Di Kampung Edukasi Sampah, katanya, sudah menerapkan prinsip zero waste dalam keseharian, seperti mengurangi plastik sekali pakai dengan membawa tumbler atau wadah air, tas belanja, memilah sampah di rumah agar lebih mudah didaur ulang.
Baca Juga:
Senator Destita Khairilisani Tinjau Pengolahan Sampah Plastik Jadi Bahan Bakar Ramah Lingkungan
"Kemudian mengolah sisa makanan menjadi kompos untuk menyuburkan tanah, mengajak anak-anak memahami konsep daur ulang sejak dini, agar kebiasaan ini menjadi bagian dari gaya hidup mereka," katanya.
[Redaktur: Amanda Zubehor]