"Ini dilakukan untuk menaikkan pendapatannya, istrinya bisa saya latih. Sehingga ketika pendapatannya naik, secara otomatis daya belinya tinggi. Sehingga harapan saya mereka keluar dari masyarakat miskin," katanya.
"Kalau ternyata perlu ditambah, maka istrinya bisa dilatih, diberikan pekerjaan. Karena saya berharapnya pendapatan keluarga itu bisa Rp 4-6 juta per bulan," lanjutnya.
Baca Juga:
Pj. Gubernur Adhy: Bentuk Kepastian Hukum Atas Kepemilikan Tanah
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya, Tundjung Iswandaru menjelaskan, pemberian BLT BBM ini sudah berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134/PMK.07/2022 tentang Belanja Wajib Dalam Rangka Penanganan Dampak Inflasi Tahun Anggaran 2022.
"Pemerintah Kota Surabaya telah mengalokasikan bantuan sosial Rp 8,9 miliar untuk penanganan dampak kenaikan harga BBM yang berasal dari alokasi belanja wajib 2 persen yang bersumber dari Dana Transfer Umum," kata Tundjung.
Ia memastikan, BLT BBM ini diberikan kepada 22.327 pengemudi yang ber-KTP dan domisili di Kota Surabaya. Ribuan penerima bantuan itu adalah pengemudi ojek online, pengemudi angkutan kota (angkot), pengemudi bus kota, dan pengemudi taksi, termasuk taksi online.
Baca Juga:
Mantan Dirut Ditahan Kejati Jatim, PT INKA Hormati Proses Hukum
"Pembagian akan diberikan secara langsung dengan sistem Virtual Account yang bekerjasama dengan Bank Jatim," ujarnya.
Saat penyaluran di TIJ, kata Tundjung, mereka akan diundang secara bergantian. Di awal-awal penyalurannya, hanya sekitar 800-an pengemudi, namun hari-hari berikutnya setiap hari diundang 1.000 pengemudi.
Adapun proses pengambilannya, ketika mereka tiba di lokasi penyaluran BLT BBM di TIJ, mereka akan langsung diverifikasi data calon penerimanya sesuai data usulan dan dicek kesesuaian identitas dan syaratnya. Selanjutnya, dilakukan verifikasi akun aplikasi oleh aplikator yang turut hadir dalam penyaluran itu.