Jatim.WahanaNews.co, Surabaya - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menilai bahwa dengan bertahannya surplus ekspor Indonesia selama 49 bulan berturut-turut, Jawa Timur sebagai kawasan industri besar perlu terus meningkatkan sinergi antara pengusaha ekspor.
"Jatim harus sering, bukan sekali saja, karena kebanyakan industri itu mungkin 20 persen di Indonesia dari Jatim," katanya di sela kegiatan Forum Sinergitas Ekspor "Strategi Hilirisasi Industri dalam Meningkatkan Ekspor Bernilai Tambah", di Surabaya, Kamis (20/6/2024).
Baca Juga:
Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka di Jakarta Sebesar 0,32 Persen
Zulhas menjelaskan seperti halnya pabrik pemurnian tembaga (Smelter) PT Freeport Indonesia di Gresik yang sebentar lagi beroperasi.
"Apalagi nanti kalau Smelternya Freeport di Gresik misalnya sudah produksi maka nilai ekspor Indonesia akan semakin meningkat," ucapnya.
Kecanggihan teknologi diterapkan di Smelter, menurut Zulhas, akan menghasilkan hilirisasi nikel yang baik.
Baca Juga:
Nilai Ekspor Aceh Hingga Triwulan III-2024 Capai 486,1 Juta Dolar AS
"Saya lihat Smelter itu canggih karena investasinya juga cukup besar, kalau tidak salah hampir 6 miliar dolar AS," tuturnya.
Produk yang dihasilkan oleh Smelter, kata dia, yakni konsentrat tembaga dengan kapasitas produksi 1,7 juta ton dan menghasilkan katoda tembaga hingga 600.000 ton per tahun.
Produk utama Smelter adalah katoda tembaga, emas dan perak murni batangan serta PGM (Platinum Group Metal). Produk sampinganny antara lain asam sulfat, gipsum dan timbal.