Saat ditanya kapan waktu paling ramai yang dipilih pengunjung, Prapto menjawab tidak ada waktu tertentu.
“Dari jam tujuh pagi sampai mau tutup ini syukurnya ramai terus,” jawabnya.
Baca Juga:
Tri Adhianto Kecam Tindakan Pelecehan Seksual Oknum Pemuka Agama di Pondok Melati
Prapto menjelaskan, bahwa tokonya yang berdiri sejak 1968 tersebut berhasil bertahan dari sepi nya pengunjung pada lebaran 2020 dan 2021 lalu, dengan sistem manajemen stok.
“Karena permintaan tidak banyak di tahun lalu. Kita minimalisir saja di stoknya,” katanya.
Meski demikian, kata Prapto, kebiasaan itu masih berdampak sampai sekarang, dengan produksi stok dari supplier yang cenderung tidak banyak.
Baca Juga:
PLN Beri Diskon Tambah Daya Listrik 50 Persen, Begini Caranya
“Supplier tidak berani produksi banyak stok. Mungkin karena kondisi masih sama-sama belum tau. Jadi kadang kami selaku pengusaha toko yang justru sering kehabisan stok. Saat kami minta, para supplier baru produksi sesuai permintaan,” jelasnya
Prapto menuturkan, semua produk-produk yang dia pajang adalah produk rumahan yang dibuat secara tradisional oleh UMKM dari Kota Gresik, Mojokerto, Malang dan sekitarnya.
“Kebetulan memang kita menyediakan oleh-oleh Jawa Timur. Bukan cuma yang dari Surabaya,” tuturnya.