"Sekitar pukul 15.10 WIB saya dipanggil, katanya jantung anak saya sudah nggak berdetak. Terus dibantu lagi dengan alat agar jantungnya berdetak," kata FJ.
Lalu sekitar pukul 16.02 WIB, FJ kembali dipanggil oleh dokter. Bagaikan disambar petir berkali-kali, FJ mendengar kabar jika putri ketiganya itu dinyatakan meninggal dunia.
Baca Juga:
Proyek Fasda Perubahan 2.0 Kembangkan Media Pembelajaran Numerasi Kreatif dan Menyenangkan
"Setelah diceritakan kronologi penanganan anak saya, kemudian dokter mengatakan jika anak saya tidak tertolong," tutur FJ.
FJ pun merasakan penyesalan yang amat mendalam. Aksinya membela klub kesayangan, merenggut nyawa sang bayi. Terlebih, pertandingan tetap berlanjut meski ia membela datang hingga mengorbankan putrinya.
"Saya pribadi menyesal sedalam-dalamnya. Karena akibat keegoan saya agar mendapat kebanggaan akan mendukung klub bola yang saya dukung, membawa petaka bagi putri saya," sesal Fajar.
Baca Juga:
Pemkot Tegal Terima Dana Rp6,46 M sebagai Reward Penurunan Kemiskinan
Diberitakan sebelumnya, Pasutri FJ (38) dan RA (37) hendak menonton bola di Surabaya. Ia mengajak serta putrinya yang masih berusia 6 bulan perjalanan dari Tegal, Jawa Tengah ke Surabaya naik sepeda motor. Pertimbangannya, demi menghemat biaya.
"Kalau naik mobil kan habisnya kan sekitar Rp 2 juta. Jadi saya pilih naik motor dari tegal hari Sabtu (31/7/2022) pukul 17.38 WIB," kata FJ.
Baca juga:
7 Fakta Meninggalnya Bayi yang Diajak Ortu Tegal-Surabaya Nonton Bola
Dalam perjalanan ke Surabaya, FJ mengaku sudah berhenti tiga kali di Kota Pekalongan, Kudus, dan Tuban. Hingga ia tiba di Surabaya Minggu (1/8/2022) pukul 07.10 WIB.