Hefli juga menjelaskan tren investasi yang masuk di Kota Surabaya untuk tahun 2024 diprediksi didominasi oleh pengembang properti bidang apartemen.
Hal itu dikarenakan mulai berkurangnya luasan lahan di kota setempat.
Baca Juga:
Pemerintah RI Buat Bank Emas, Alasannya Biar Tak Dikuras Singapura
"Lebih banyak ke apartemen, karena tanah semakin lama semakin kecil. Jadi sekarang pembangunnya lebih banyak ke atas sehingga karena lebih menjanjikan bagi investor," ujarnya.
Kendati demikian, dia tak menutup kemungkinan masih ada pengembang yang masih memilih membangun kawasan rumah tapak.
"Selain apartemen masih ada perumahan juga. Kemudian ada juga pertokoan," ucapnya.
Baca Juga:
Emas dan Kripto, 2 Pilar Keuangan di Era Ketidakpastian Ekonomi Dunia
Hefli berharap target investasi sebesar Rp40 triliun bisa sepenuhnya terealisasi, sehingga bisa memberikan dampak bagi masyarakat.
"Karena dengan adanya investasi di Surabaya ini bisa membuka lapangan pekerjaan bagi warga Surabaya yang semakin luas bagi," ucapnya.
[Redaktur: Amanda Zubehor]