Lain halnya dengan Romli, Sumiyati, warga Kampung Patemon Surabaya mengatakan bahwa dirinya sudah biasa dengan persoalan banjir tahunan.
Dia lebih memilih berdamai dengan situasi. Menurutnya, semalam banjir setinggi lututnya.
Baca Juga:
Netanyahu Resmi Jadi Buronan Setelah ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan
Sekitar pukul 01.00 WIB air sudah mulai surut.
"Mau gimana lagi ya, ini saja belum beres, tapi ya opo ya, lebih baik kita bersyukur saja pasti ada hikmah di balik ini semua," sebut dia.
"Sekarang bulan puasa, kita berusaha tenang sajalah. Semoga pemerintah segera menemukan solusi terbaik untuk warganya ini," lanjut Sumiyati.
Baca Juga:
Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan, Kasus Masih dalam Penyelidikan
Warga lainnya, Tito mengaku terpaksa tak menjalankan tarawih karena banjir masuk ke rumahnya.
Dia bersama istri dan dua anaknya harus membagi tugas untuk menangani banjir.
"Kesel iya sih, waktunya shalat tarawih enggak shalat, jaga-jaga juga, pokok kemarin itu sejak habis buka puasa air sudah mulai masuk, sekitar pukul 17.45 WIB," ucap dia. [non]