WahanaNews-Madura | Pemkab Bangkalan melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) berkolaborasi lintas sektoral dalam upaya peningkatan kualitas kesehatan perempuan dan generasi bangsa menjadi program prioritas.
Tahun 2021, angka kematian ibu hamil menyentuh angka 42 kasus dan angka kematian bayi sejumlah 99 kasus.
Baca Juga:
Kalimantan Selatan Tuan Rumah, Ini Arti dan Makna Logo Resmi HPN 2025
Kepala Dinkes Kabupaten Bangkalan, Sudiyo mengungkapkan, dari jumlah 42 kasus kematian ibu hamil tersebut 25 kasus kematian ibu hamil di antaranya karena Covid-19 dan 17 kasus lainnya non Covid-19.
“Itu merupakan catatan tertinggi sepanjang sejarah kasus angka kematian ibu hamil di Kabupaten Bangkalan. Jumlah 17 kasus itu tergolong tinggi, saya punya program kalau kematian ibu hamil itu saya ’haramkan’. Jangankan banyak, satu (kasus kematian ibu hamil) saja saya ‘haramkan’,” tegas Sudiyo kepada kepada wartawan, Kamis (27/1/2022) malam.
Beberapa jam sebelumnya, pria akrab disapa Yoyok tersebut mendampingi Bupati Bangkalan, R Abdul Latif Amin Imron (Ra Latif) memantau langsung pengobatan massal, bantuan sosial, dan santunan anak yatim bertajuk ‘Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Kecamatan Kamal.
Baca Juga:
Pemkab Dairi Siap Dukung Gugus Tugas Polri Sukseskan Ketahanan Pangan
“Ke depan kami akan lakukan audit yang disebut AMP (Audit Maternal Perinatal) terhadap setiap kasus kematian ibu hamil. Kami akan panggil semua yang terlibat termasuk para narasumber dan obgyn-obgyn,” terang Yoyok.
Sekedar diketahui, obgyn adalah singkatan dari obstetrics dan gynecology alias obstetri dan ginekologi.
Obstetri berhubungan dengan kehamilan, termasuk persalinan bayi.