Alkitab Berbahasa Madura
Meski J.P Esser sudah memulai penerjemahan kitab suci ke Bahasa Madura, namun tugas itu baru benar-benar tuntas pada tahun 1994. Buku bernama "Alketab" itu terbagi ke dalam dua bab yaitu Perjanjian Lama (1.306 halaman) dan Perjanjian Baru (512 halaman).
Baca Juga:
PLN Icon Plus Hadirkan ICONNEXT, Pameran Futuristik Terbesar di Indonesia
Selain Alkitab berbahasa Madura, beberapa pendeta di sana berhasil mewarnai budaya Madura dengan ajaran Kristiani antara lain budaya Konjengan (selamatan) bila ada warga yang meninggal dunia.
Dalam budaya Konjengan, biasanya ada budaya melepas ayam dan selamatan selama tujuh hari berturut-turut. Namun untuk warga Kristiani tidak ada lagi upacara pelepasan alam dan selamatan hanya dilakukan selama tiga kali yaitu hari pertama, hari ketiga, dan hari ketujuh.
Pohon Natal Tak harus Cemara
Baca Juga:
PLN Icon Plus Hadirkan ICONNEXT, Pameran Futuristik Terbesar di Indonesia
Selain itu, hal yang menarik dari perayaan Natal di Sumberjambe adalah pohon Natal di sana tak harus pohon cemara, namun juga bisa pohon lain seperti pohon kelapa atau pohon pisang yang banyak terdapat di kebun.
Intinya, tanda kemeriahan dan kuatnya iman mereka bisa diwakilkan dengan pohon apapun.
Dilansir dari Indonesia.go.id, masyarakat di sana juga sangat toleran dan tidak ada konflik beragama. Persahabatan antara pendeta dan kiai juga sering terjadi di sana.