Jatim. WahanaNews.co - PT PLN (Persero) mencatat hingga triwulan-III 2023, jumlah program electrifying agriculture (EA) mencapai 230.555 pelanggan atau tumbuh sebesar 22 persen dibandingkan triwulan-III 2022 sebesar 188.963 pelanggan.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan program EA merupakan bentuk komitmen PLN dalam mendorong para pelaku usaha di bidang agrikultur menjadi lebih maju dan modern. Program EA membantu peningkatan produktivitas dan efisiensi biaya operasional para pelaku usaha sektor tersebut.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
"Lewat Program EA ini, para petani dan pelaku usaha di sektor pertanian bisa beralih menggunakan listrik agar lebih murah dan produktif. Selain itu, juga listrik lebih rendah emisi dibanding BBM sehingga lebih ramah lingkungan," kata Darmawan melalui keterangannya di Jakarta, Sabtu.
Dari total daya tersambung pelanggan EA, hingga triwulan-III 2023 telah mencapai 3.561 mega volt ampere (MVA), meningkat 14 persen dibanding triwulan-III 2022. Sementara dari total konsumsi listrik, program EA juga mengalami peningkatan, hingga triwulan-III 2023, total konsumsi mencapai 4,1 terra watt hour (TWh) atau meningkat 8,5 persen dibanding triwulan-III 2022.
"Kami gembira inovasi program yang PLN tawarkan terus diminati masyarakat. Di sini, PLN tidak hanya sekedar menerangi tetapi juga mampu menggerakkan roda perekonomian dan membawa kesejahteraan bagi masyarakat," kata Darmawan.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
PLN mencontohkan program EA berhasil menekan biaya produksi petani jeruk di Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Para petani memanfaatkan program EA dengan beralih dari BBM ke listrik PLN untuk pengairan. Hasilnya, mampu menekan biaya produksi sekitar 30 persen yang berasal dari penghematan biaya BBM untuk penggunaan genset.
Happy Syaifullah, seorang petani jeruk di Desa Bolo, Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik menuturkan pengalamannya ketika beralih ke listrik PLN.
"Peralihan bahan bakar diesel ke listrik cukup efektif dalam menekan biaya produksi. Sehari pakai pompa air dengan diesel memerlukan 10 liter BBM mengeluarkan Rp68.000. Sementara, untuk listrik hanya memerlukan 20 kWh per hari atau sekitar Rp20.000 saja," kata Happy.