PLN mencatat berhasil melistriki Pulau Yarweser, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat sebagai area pilot project. Dalam proses penerapan inovasi tersebut, PLN juga berkolaborasi dengan pemerintah daerah dan masyarakat setempat.
"PLN memberikan SuperSUN set yang terdiri dari satu buah inverter box, baterai dan kilowatt-hour (kWh) meter yang dihubungkan dengan solar panel secara gratis kepada setiap masyarakat yang belum mempunyai aliran listrik," kata Darmawan.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Selain itu, PLN juga memberikan pelatihan kepada masyarakat terkait proses pemeliharaan dan pengoperasiannya. Dalam implementasinya, SuperSUN berhasil menghasilkan listrik dengan harga yang sangat murah yaitu hanya Rp1.237/kWh atau jauh lebih murah dibandingkan dengan menggunakan pembangkit listrik tenaga diesel.
"Tentu biaya SuperSUN jauh lebih murah. Selain itu, biaya investasi yang dibutuhkan untuk merakit satu unit SuperSun hanya Rp18 juta hingga Rp30 juta," ungkapnya.
Oleh karena itu, Darmawan menyatakan SuperSUN terbukti menjadi karya inovasi unggulan PLN karena mampu mendukung percepatan rasio elektrifikasi (RE) dan rasio desa berlistrik (RDB) 100 persen demi mewujudkan energi berkeadilan di Indonesia.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Menurutnya, SuperSUN juga dapat diduplikasi dan dikembangkan tidak hanya di Indonesia tetapi juga di dunia karena ramah lingkungan, mudah diaplikasikan, efisien dan harganya lebih stabil. Hal itu sesuai dengan tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDGs.
"Tidak hanya perkara harga energi yang murah, SuperSUN juga memberikan dampak nyata terhadap SDGs seperti tidak ada kemiskinan, tanpa kelaparan, pendidikan berkualitas, energi dan sanitasi bersih, energi terjangkau dan bersih, pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi serta berkurangnya kesenjangan dan aksi iklim," ucap Darmawan.
Adapun, empat inovator yang menjadi pionir program SuperSUN di SDGs Innovation, yaitu Deskiniel dari PLN Unit Induk Wilayah Papua dan Papua Barat, Mukh. Faris ZR dan Siti Aisyah dari PLN Pusat Penelitian dan Pengembangan, dan Devi Oktavianingtyas dari subholding PLN Nusantara Power.[ss]