JATIM.WAHANANEWS.CO, Probolinggo - Sampah yang kerap meluber di TPS Semampir, Kraksaan, mulai ditertibkan. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Probolinggo kini mengalihkan pengumpulan sampah dari gerobak sampah dan motor roda tiga yang sebelumnya membuang sampah di TPS, dan memindahkannya ke TPS3R.
Penertiban pembuangan tersebut dilakukan lantaran TPS Semampir kerap dikeluhkan masyarakat. Sebab sering terlihat sampah menumpuk, khususnya saat akhir pekan dan liburan panjang.
Baca Juga:
Polres Probolinggo Larang Penggunaan Sepeda Listrik di Jalan Raya Demi Keamanan
Sampah yang diangkut petugas seakan tidak ada habisnya karena banyak sampah buangan dari luar wilayah Kelurahan Semampir.
“Kami sudah terjunkan petugas memantau kondisi TPS Semampir yang sering dikeluhkan karena sampah menumpuk. Rupanya banyak pembuang sampah dari luar,” kata Kepala DLH Kabupaten Probolinggo Agus Budianto, Rabu (12/2/2025).
Petugas menemukan setidaknya ada 29 gerobak sampah dan motor roda 3 pengangkut sampah ilegal membuang sampah pada TPS Semampir.
Baca Juga:
Pj Gubernur Jawa Timur Pastikan Hewan Ternak Sapi di Pasar Layak Dijual
Puluhan kendaraan pengangkut sampah tersebut tidak terdata sebagai pengguna jasa pembuangan sampah lingkungan sekitar. Namun turut menyumbangkan sampah.
Hal ini tidak dapat terbendung sebab TPS di Kraksaan Wetan telah ditutup. Sehingga lokasi pembuangan beralih ke TPS Semampir.
“Seharusnya hanya 9 gerobak sampah dan motor roda 3 pengangkut sampah dari lingkungan Kelurahan Semampir. Tetapi faktanya lebih dari itu,” bebernya.
Untuk mengantisipasi terjadinya penumpukan sampah TPS Semampir yang meluber sampai jalan raya, DLH menutup TPS menggunakan tali rafia.
Lantas menempatkan sebuah kontainer di depan TPS untuk mempermudah pengangkutan sampah.
Untuk menertibkan pembuang sampah ilegal DLH juga memasang larangan gerobak sampah atau motor roda 3 pengangkut sampah dilarang membuang sampah di kontainer.
Kendaraan pengangkut sampah tersebut dialihkan membuang sampah ke TPS3R Kelurahan Semampir.
“Kami pasang banner, sebab kontainer hanya diperuntukkan sampah rumah tangga atau perorangan. Pembuangan dengan skala besar sudah kami alihkan ke TPS3R yang jauh dari pemukiman,” bebernya.
Agus menambahkan pengalihan lokasi pembuangan sampah tersebut telah dipikirkan matang.
Kedepannya DLH berkoordinasi dengan pemerintah Kecamatan, Kelurahan dan Desa untuk mencari solusi terbaik dalam pengelolaan sampah.
Pasalnya sampah yang dihasilkan setiap hari semakin banyak. Perlu ada penanganan serius mulai dari lingkungan paling kecil yakni tingkat Dusun dan Desa.
“Persoalan sampah tidak dapat dihindari. Sebab produksi sampah pasti terus ada. Yang jadi perhatian justru bagaimana menanganinya. Bertahap pembuangan sampah kami tertibkan. Selanjutnya kami koordinasikan dengan Kecamatan dan Desa,” bebernya.
[Redaktur: Amanda Zubehor]