Jatim.WahanaNews.co, Surabaya - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama, Khofifah Indar Parawansa, mengajak semua elemen untuk meningkatkan kepedulian dan bersama-sama mencegah perundungan.
"Di Indonesia aksi perundungan masih sering terjadi. Di sekolah masih banyak ditemukan kasusnya, bahkan berdampak fatal pada korban. Hal ini harus menjadi perhatian bersama," ujarnya di Surabaya dalam rangka peringatan "International Stand Up to Bullying Day", Jumat (23/2/2024).
Baca Juga:
Politikus Partai Nasdem Temui Ivan Sugianto Pelaku Pengintimidasi Anak Sekolah
Peringatan hari antiperundungan internasional ini diperingati dua kali dalam setahun, yakni Jumat terakhir bulan Februari dan Jumat pekan ketiga bulan November setiap tahunnya.
Gubernur Jawa Timur Periode 2019-2024 merasa perlu untuk mengajak seluruh masyarakat Indonesia agar meningkatkan kepekaan dan kepedulian sosial untuk mencegah perundungan, terutama pada anak.
Biasanya, kata dia, perundungan tidak hanya dilakukan oleh seorang, namun beberapa orang. Oleh sebab itu, kepekaan dan awareness tentang perundungan harus diedukasi pada anak dan lingkungan secara masif.
Baca Juga:
Polisi Ungkap Motif Ivan Sugianto Paksa Siswa SMA Sujud-Menggongong
Menurut dia, langkah awal dalam pencegahannya adalah anak-anak di sekolah dan di lingkungan tempat tinggal harus mengerti apa-apa yang masuk dalam kategori perundungan.
Baru setelah paham jenis-jenis perundungan, lanjut dia, larangan dan kepekaan bisa mulai diajarkan.
"Misalnya jangan sampai melakukan perundungan. Dan jika melihat ada teman atau orang dekat yang dirundung maka harus dilakukan pencegahan dan segera dilaporkan pada guru atau orang dewasa. Jangan sampai perundungan dibiarkan berlarut-larut, karena akan merusak mental dan kesehatan anak," ucapnya.
Selain itu, bagi anak-anak korban perundungan sering kali tidak berani berbicara dan tidak sedikit kasus terjadi korbannya diancam untuk tidak melapor atau memberitahukan kepada siapapun.
"Rantai ini harus diputus. Setiap anak yang menerima perundungan harus berani melapor. Minimal pada orang tua dan juga guru di sekolah. Hal ini sangat penting untuk mencegah hal-hal fatal dan tak diinginkan," tuturnya.
Sementara itu, saat ia masih aktif menjabat sebagai Gubernur Jatim sudah membentuk satgas antiperundungan dan satgas antikekerasan, termasuk melibatkan beberapa perguruan tinggi.
"Mulai cegah perundungan dari unit terkecil, yaitu keluarga, sekolah hingga lingkungan tempat tinggal. Insya Allah gerakan antiperundungan akan bermanfaat menyelamatkan generasi penerus bangsa," kata mantan menteri sosial tersebut.
[Redaktur: Amanda Zubehor]