Jatim.WahanaNews.co, Surabaya - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong pemanfaatan teknologi untuk hilirisasi komoditas kelapa agar dapat memberikan nilai tambah yang lebih besar bagi negara.
“Memanfaatkan teknologi, hilirisasi dalam rangka ke sana,” kata Presiden Jokowi dalam Konferensi Cocotech ke-51 di Surabaya, Jawa Timur, Senin (22/7/2024).
Baca Juga:
Imbas Hilirisasi, Bahlil Sebut 54 Persen Warga Morowali Kena Asma
Presiden Jokowi menuturkan saat ini sebenarnya sudah banyak pemanfaatan komoditas kelapa dengan menggunakan teknologi seperti menjadi bioenergi serta bioavtur.
Di sisi lain, penggunaan teknologi untuk hilirisasi komoditas kelapa masih menjadi pekerjaan rumah bagi Indonesia agar bisa diterapkan secara lebih masif.
Oleh sebab itu, Presiden meminta agar pelaku di industri bidang komoditas kelapa dapat mengoptimalisasi kemajuan teknologi agar upaya hilirisasi dapat lebih berkembang.
Baca Juga:
Dukung Hilirisasi, PLN Siapkan Listrik Andal Untuk Smelter Freeport yang Baru Diresmikan Presiden Jokowi
Terlebih, komoditas kelapa memiliki potensi sangat besar bagi Tanah Air karena di Indonesia terdapat lahan kelapa seluas 3,8 juta hektar dengan produksi mencapai 2,8 juta ton per tahun.
Hal tersebut membuat Indonesia menduduki peringkat kedua di dunia dalam aspek komoditas kelapa dan daerah yang berpotensi paling besar memproduksi kelapa adalah Provinsi Sulawesi Utara dan Provinsi Riau.
“Ekspor kita juga bukan jumlah yang kecil yaitu 1,55 miliar dolar AS. Ini sebuah angka yang sangat besar dan bisa ditingkatkan lagi kalau kita serius,” katanya.
Menurutnya, pemanfaatan teknologi dalam hilirisasi komoditas kelapa juga dalam rangka agar produknya semakin bervariasi dan dapat diterima oleh negara-negara di dunia.
Untuk mendorong upaya itu, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perdagangan bersama International Coconut Community (ICC) menyelenggarakan Konferensi Cocotech ke-51.
Presiden Jokowi mengatakan konferensi ini sangat penting bagi Indonesia untuk memperkenalkan potensi besar kelapa serta memperluas jejaring dan mencari peluang-peluang baru untuk pengembangan industri kelapa dalam negeri.
“Saya mengajak komunitas kelapa internasional untuk bersinergi dalam rangka memajukan industri kelapa yang berkelanjutan yang mendukung ekonomi hijau dunia,” katanya.
[Redaktur: Amanda Zubehor]