Sejak menjadi binaan PHE WMO, usaha batik Hananah semakin berkembang. Omzetnya naik berkali-kali lipat karena perluasan pasar. Jika sebelumnya dalam sebulan bisa laku ratusan lembar, kini jumlah batiknya yang terjual semakin banyak dengan banderol harga mulai Rp 200 ribu hingga Rp 15 juta.
"Sebulan ratusan lembar, setelah dibina PHE WMO bisa lebih soalnya masih ngirim toko-toko langganan tetap offline dan online," katanya.
Baca Juga:
Kredit UMKM Tanpa Jaminan dan Bunga di Kukar Jadi Rujukan Daerah
Saat ini Hananah bahkan sudah memberdayakan lebih dari puluhan perajin batik. "Sudah memberdayakan 20 orang lebih perajin. Di Desa Bandang Daja sendiri rata-rata pembatik," katanya.
Kedepan PHE WMO juga akan memfasilitasi upaya melestarikan cara pembuatan batik Tanjungbumi melalui upskilling. Langkah ini dijalankan agar ciri khas pembuatan batik Tanjungbumi tidak hilang dan bisa memperluas pasar. [jat]