WahanaNews-Jatim | PT PLN (Persero) mencatat Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Benowo Surabaya telah menyumbang 122,04 GWh energi bersih di Jawa Timur selama delapan tahun beroperasi yaitu sejak 30 November 2015.
"PLTSa Benowo ini merupakan wujud nyata kolaborasi PLN dengan Pemerintah Kota Surabaya untuk mendukung energi listrik berbasis teknologi ramah lingkungan," kata General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Jawa Timur, Lasiran di Surabaya, Rabu.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Imbau Konsumen Percayakan Perbaikan dan Pemasangan Instalasi Listrik pada Ahlinya
Setiap tahunnya, ia menyebutkan PLTSa Benowo berkontribusi memasok energi bersih sekitar 5,5 GWh dan 30 GWh untuk masing-masing pembangkit. PLTSa Benowo merupakan pembangkit listrik berbahan bakar sampah dari Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Benowo yang memiliki areal seluas 37,4 hektare.
PLTSa ini pertama kali beroperasi dengan kapasitas 1,65 MW menggunakan teknologi sanitary landfill.
Sebagai bentuk tindak lanjut Perpres No. 35/2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan, PLTSa Benowo tahap 2 berkapasitas 9 MW dengan teknologi gasification (zero waste) beroperasi 10 Maret 2021.
Baca Juga:
Energi Hijau Jadi Primadona, PLN Siapkan Solusi untuk Klien Raksasa Dunia
Sanitary landfill merupakan sistem pengelolaan dengan cara membuang dan menumpuk sampah di lokasi cekung, memadatkan dan kemudian menimbun dengan tanah untuk selanjutnya diperoleh gas metan.
Sementara metode gasification/zero waste adalah metode untuk mengkonversi sampah padat menjadi bahan bakar gas melalui proses termal (termokimia) dengan pasokan udara terbatas pada suatu reaktor yang disebut dengan gasifier.
"Zero waste memiliki keunggulan yakni tidak ada sampah yang tersisa dibanding teknologi sebelumnya yang masih memiliki residu. Kedua pembangkit ini langsung terkoneksi dengan sistem 20 kV di Gardu Induk Altaprima, sehingga listrik yang digunakan warga Surabaya ini sudah dipasok energi ramah lingkungan," ujar Lasiran.