WahanaNews-Jatim | Akhirnya terungkap sosok Moch Faisal (25), marbut sekaligus muazin musala kecil yang tewas ditusuk kakak kandungnya sendiri berinisial SL (35) di Jalan Kunti Gang 2, Sidotopo, Semampir, Surabaya, Kamis (29/6/2023).
Bapak satu anak itu, dikenal sebagai pribadi yang santun dan pendiam. Kendati begitu, Moch Faisal buka sosok yang acuh tak acuh.
Baca Juga:
Remaja Pembunuh Ayah dan Nenek Diduga Alami Tekanan Psikis
Ternyata, selama ini, putra bungsu dari lima bersaudara itu, mengabdikan diri sebagai takmir, marbut sekaligus muazin setiap salat lima waktu di musala samping kiri rumahnya.
Musala tempat Moch Faisal mengabdikan diri dengan suara merdunya itu, hanya berjarak kurang dari lima langkah untuk mencapai serambinya.
Bahkan dinding musala yang terletak di bibir utama gang tersebut, berdempetan dengan rumah keluarga besar orangtua Moch. Faisal.
Baca Juga:
Polisi Limpahkan Berkas Remaja Tersangka Bunuh Ayah-Nenek di Cilandak ke Kejaksaan
Pribadi bersahaja dari Moch Faisal itu, diungkap langsung oleh Ketua RT 03, Supriadi. Sebenarnya Moch Faisal dikenal sebagai pribadi yang pendiam dan sederhana.
Namun, selama ini, memiliki peranan penting menghidupkan suasana musala dengan menjadi muazin setiap waktu salat tiba.
"Dia sregep salat, dia juga muazin musala samping rumahnya pas. Katanya dia juga sempat kerja ikut borongan proyek," ujar Supriadi saat ditemui TribunJatim.com di kediaman, Kamis (29/6/2023) malam.
Bahkan, saat insiden nahas itu terjadi mengentak benak kemirisan warganya selepas Salat Id Iduladha, sekitar pukul 08.00 WIB, pada Kamis (29/6/2023). Moch Faisal dalam keadaan baru rampung melaksanakan ibadah Salat Subuh berjamaah.
"Kejadiannya, bahkan saat dia baru pulang salat subuh," jelasnya.
Selain itu, lanjut Supriadi, berdasarkan keterangan sejumlah tetangga dan pengamatannya selama ini, sosok Moch Faisal juga kerap mengikuti pengajian dan salawatan yang dilaksanakan di sekitar perkampungan tersebut.
"Faisal itu sering ikut pengajian-pengajian sama tetangga dan teman-temannya di sini," pungkasnya.
Setelah akhirnya dinyatakan meninggal dunia di tengah proses penanganan medis di IGD RSUD dr Soetomo Surabaya.
Jenazah Moch Faisal akhirnya dikebumikan di tempat pemakaman umum di kampung halaman orangtuanya, kawasan Tanah Merah, Kabupaten Bangkalan, sekitar pukul 15.00 WIB, Kamis (19/6/2023).
Kepergian Moch Faisal, meninggalkan duka mendalam bagi keluarga besar. Apalagi ia baru saja menjadi seorang ayah, setelah dikaruniai bayi yang kini masih berusia lima bulan.
Selain dikenal istiqamah dalam ibadah sekaligus menjadi muazin dan takmir musala samping rumahnya. Moch Faisal juga dikenal oleh sang istri Yunita, sebagai sosok suami yang bertanggung jawab.
"Iya rutin jadi yang azan di musala samping sini. Kejadian tadi pagi aja, dia baru pulang salat. Anaknya ini masih usai 5 bulan," ujar sepupu korban, Maya saat ditemui TribunJatim.com di rumah duka.
Kesedihan mendalam terpancar kontras dari wajah istri korban Moch Faisal; Yunita. Kantung matanya tampak sembab, air matanya baru saja terkuras meratapi sekaligus mengiklaskan nasib nahas kepergian sang suami.
Yunita mengaku tak terlalu mengingat detail peristiwa memilukan yang membuat suaminya tewas. Sebelum, terkapar, ia melihat sang suami terlibat keributan dengan kakak iparnya, hingga ke depan musala.
"Tahunya ribut lalu sampai di depan itu, iya pelakuya dia (kakak ipar berinisial SL). Langsung kabur," ujar Yunita seraya menyeka air matanya, yang masih tampak sesekali keluar menuruni pipinya.
Sekadar diketahui, insiden berdarah menodai hikmatnya perayaan hari raya kurban Iduladha warga yang bermukim di kawasan Jalan Kunti, Gang 2, Sidotopo, Semampir, Surabaya, Kamis (29/6/2023) dini hari.
Moch Faisal (25), yang dikenal sebagai marbut sekaligus muazin musala kecil di dalam gang tersebut, terkapar bermandikan darah di depan musala tempatnya mengabdi.
Bapak satu anak itu menderita dua luka tusuk, akibat terlibat percekcokan yang berhujung perkelahian menggunakan senjata tajam (sajam) pisau, dengan salah seorang kakaknya berinisial SL (35).
Tak hanya melukai Moch Faisal di depan masalah tersebut. SL juga sempat menusuk keponakannya, bernama Harianto (19) yang saat itu, hendak melerai percekcokan antara SL dengan Moch Faisal.
Pascainsiden, tubuh Moch Faisal yang bermandikan darah itu, dibawa oleh warga sekitar ke IGD RSUD dr Soetomo Surabaya. Meskipun telah mendapatkan penanganan medis, nyawa sang muazin, tak tertolong.
Sedangkan, Harianto terpaksa menjalani perawatan medis di IGD RSUD dr Soewandhi Surabaya. Meskipun mendera luka tusuk pada bagian perut. Kondisi kesehatan Harianto cenderung stabil dan berangsur membaik.
Lalu, bagaimana nasib SL. Ternyata, usai melampiaskan amarahnya hingga tandas menusuk tubuh sang adik bungsu; Moch Faisal dan keponakannya sendiri, Harianto, menggunakan pisau. SL ternyata memutuskan untuk kabur.[ss]