WahanaNews-Jatim | Akhirnya terungkap kronologi insiden pembacokan remaja berinisial DF (16) warga Taman Sidoarjo yang dilakukan oleh sekelompok remaja, di Jalan Menanggal Gang Delima No 10, Menanggal, Gayungan, Surabaya, Senin (23/1/2023) dini hari.
DF yang mengalami luka gores pada kulit sisi belakang lengan tangan kanannya, akibat sabetan senjata tajam itu, ternyata sempat terlibat aksi tawuran antar dua kelompok.
Baca Juga:
Ferdian Bacok Pamannya Hingga Tewas Di Simalungun
Aksi tawuran yang dilakukan kelompok DF dengan kelompok lawannya itu, dilakukan di jalanan sepi kawasan Jalan Taman Indah, Taman, Kabupaten Sidoarjo, pada Minggu (22/1/2023) malam.
Di dalam kemelut pergulatan antar kelompok tersebut. Kelompok DF akhirnya diketahui kalah jumlah, belakangan diketahui memilih menggunakan siasat 'langkah seribu' atau kabur, untuk menyelamatkan diri.
Lantaran tak ingin lawannya mendadak 'ngacir' begitu saja. Kelompok lawan dari DF cs, berusaha mengejarnya menggunakan motor secara berkonvoi.
Baca Juga:
Pria Paruh Baya Tewas Jadi Korban Salah Sasaran Tawuran di Cilincing
Ternyata pengejaran tersebut terjadi hingga di jalanan sekitar Masjid Al Akbar Surabaya, kawasan Jambangan, Kota Surabaya, hingga berakhir di kawasan Jalan Menanggal, Gang Delima, Gayungan, Kota Surabaya, yang merupakan gang buntu.
DF yang terpojok itu, akhirnya menjadi sasaran empuk oleh beberapa orang remaja yang ditengarai berjumlah sekitar enam orang dengan mengendarai tiga motor secara berboncengan.
"Itu di kejadiannya di lingkar mas, Sidoarjo. Cuma lokasi kejadian (penganiayaan korban) di lokasi Gayungan," ujar Kapolsek Gayungan Polrestabes Surabaya Kompol Suhartono seperti dilansir dari TribunJatim.com, Senin (23/1/2023).
Korban hanya mengalami luka gores pada bagian lengan tangan kanannya. Kini, keadaannya telah membaik, seiring dengan proses penanganan medis yang cepat dilakukan Tim Medis Pemkot Surabaya.
Pihak korban dan seorang temannya telah menjalani pemeriksaan untuk dimintai keterangan sebagai tahapan proses penyelidikan atas kasus penganiayaan tersebut.
Bahkan, Suhartono menambahkan, pihaknya juga mengamankan sejumlah barang bukti senjata tajam yang digunakan oleh kelompok yang melakukan penyerangan terhadap korban.
Yakni, sebuah celurit, kemudian besi yang digepengkan, dan sebuah pisau berukuran besar yang dimodifikasi menyerupai mata gergaji.
"Saksi yang diperiksa satu orang teman korban. Dan korban sendiri. Jadi sementara 2 orang. Korban masih selamat. Cuma terkena luka sabetan di lengannya sedikit. Sajam ada 3. Satu seperti besi gepen. Satu sajam menyerupai gergaji besar. Dan satu celurit," pungkasnya.
Sementara itu, warga setempat Sumber Subagiono menduga para pelaku merupakan anggota kelompok remaja yang terlibat dalam sebuah aksi tawuran.
Dan kakek dua cucu itu menampik, jika kelompok remaja yang terlibat perkelahian hingga berakhir pengajaran dan pengeroyokan di depan rumahnya itu, sebagai kelompok anggota pencak silat.
Pasalnya, tidak didapati adanya atribut yang menonjol sebuat simbol identik dengan entitas kelompok perguruan pencak silat manapun.
"Ya remaja sebangsa gangster. Kalau pakai (atribut) pencak silat, enggak," ujarnya saat ditemui di ruang tamu kediamannya.
Aksi pengeroyokan yang dialami DF beserta seorang temannya berakhir di depan rumah nomor 10 yang ditinggali Sri Fatun, suami dan anak-anaknya.
Di halaman depan rumah Sri Fatun itu, DF menjadi sasaran pengeroyokan berujung pembacokan, oleh sekelompok remaja sebelum akhirnya kabur.
Warga setempat Sri Fatun mengaku, dirinya berusaha tetap berada di dalam ruang tamu rumahnya, selama keributan yang ditimbulkan oleh sejumlah remaja itu sekonyong-konyong terjadi di halaman depan rumahnya, pagi itu.
Upaya itu sengaja dilakukannya, untuk bersembunyi sekaligus menghindarkan diri dari sasaran kemelut beberapa remaja yang terlibat perkelahian di depan rumahnya.
Bahkan saking takutnya kemelut diantara beberapa remaja tak dikenal itu, menimpa anggota keluarganya.
Ia sampai harus mematikan seluruh lampu ruangan di dalam rumah agar tetap samar dan terhindar dari sasaran aksi kejahatan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab.
"Setelah mereka pergi. Lampu rumah dimatikan semua (biar aman). Lalu saya keluar setelah melihat Pak Bagio keluar," ujar Sri Fatun, saat ditemui awak media di depan rumahnya.
Selama bersembunyi, Sri Fatun sesekali melihat kondisi situasi di depan halaman melalui kaca jendela depan rumahnya.
Dari upaya pemantauan yang dilakukannya sejenak itu. Sri Fatun sempat menyaksikan beberapa orang remaja terlibat perkelahian.
Kemelut hebat yang terjadi dalam perkelahian tersebut, sampai-sampai membuat pagar pembatas antara halaman rumah dengan area lahan kosong di sisi timur ujung jalan gang buntu tersebut, ambruk.
Tak hanya itu, Sri Fatun juga mengaku sempat mendengar teriakan parau dari seorang remaja yang diduga menjadi korban.
"Saya kan memang di ruang tamu. Anak saya memang belum tidur. Teriak-teriak ramai; tolong-tolong aku dibacok, gitu," pungkasnya.[ss]