WahanaNews-Surabaya | Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Surabaya menyiapkan sejumlah langkah menghadapi serta menanggulangi dampak dari potensi cuaca ekstrem serta bencana hidrometeorologi yang diprakirakan terjadi pada beberapa hari ke depan.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya Ridwan Mubarun di Surabaya, Jatim, Rabu, mengatakan, sejumlah yang disiapkan merujuk laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terkait potensi datangnya hujan dengan intensitas sedang-lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang dalam beberapa hari ke depan.
Baca Juga:
BMKG Perkirakan Sebagian Besar Wilayah Sulawesi Utara Akan Mengalami Cuaca Ekstrem
"Yang pertama kami melaksanakan koordinasi secara rutin dan berkala dengan BMKG untuk mengetahui secara dini informasi perubahan cuaca di Kota Surabaya," kata Ridwan.
Selain dengan BMKG, lanjut dia, BPBD Surabaya rutin melakukan koordinasi dengan perangkat daerah (PD) terkait untuk antisipasi pencegahan dampak dari cuaca ekstrem. Sekaligus pula mengkomando dan mengkoordinasikan tugas PD terkait apabila terjadi kejadian bencana.
"Jadi peringatan dini dari BMKG terkait potensi cuaca ekstrem itu kami informasikan ke perangkat daerah terkait agar bisa mengambil langkah cepat," kata dia.
Baca Juga:
Siklon Tropis Yinxing Terpantau Dekati Indonesia, Ini Wilayah yang Terancam Cuaca Ekstrem
Tidak hanya itu, Ridwan juga menyampaikan, pihaknya melaksanakan pemantauan secara rutin dan berkala terkait peralatan peringatan dini seperti Weather Information Display (WID) di enam lokasi serta 15 titik LED monitor cuaca.
"Kami juga rutin melaksanakan pengecekan perlengkapan dan peralatan tanggap bencana di tujuh Posko Terpadu wilayah dan 16 Pos Pantau agar siap saat digunakan," ujar dia.
Fokus pencegahan dampak dari potensi datangnya cuaca ekstrem juga dilakukan BPBD terhadap wilayah di wilayah pesisir pantai Surabaya. Ridwan menyebut, apabila ada peringatan dini gelombang akan lebih dari 1,5 meter, maka pihaknya meminta kepada para nelayan agar sementara tidak pergi melaut.
"Ketika gelombang akan lebih 1,5 meter, kami meminta nelayan untuk tidak melaut karena gelombang lebih dari 1.5 meter itu potensi bahayanya tinggi," kata Ridwan.
Meski demikian, kata dia, upaya yang dilakukan BPBD Surabaya terkait kebencanaan tidak mungkin bisa sempurna tanpa keterlibatan semua elemen dan masyarakat. "Terkait bencana tidak bisa hanya BPBD karena bencana itu urusan bersama," ujar dia.
Oleh sebab itu, Ridwan mengajak masyarakat agar terlibat aktif dalam upaya pencegahan yang dapat ditimbulkan dari potensi datangnya cuaca ekstrem, seperti di antaranya melakukan kerja bakti membersihkan lingkungan sekitar serta pemotongan pohon yang sudah lebat. Sekaligus pula melakukan pembersihan saluran air yang berpotensi penyumbatan.
"Juga melakukan pengecekan kondisi atap genteng yang berpotensi roboh atau doyong. Silahkan hubungi Command Center 112 apabila melihat atau menemui kejadian darurat di sekitar anda," kata dia.
Memasuki musim penghujan ini, Kepala BPBD Surabaya juga kembali mengingatkan kepada masyarakat agar tidak berteduh di bawah pohon, tiang listrik dan baliho. Apabila terjadi hujan lebat, ia berpesan agar masyarakat dapat segera berteduh di tempat yang aman.
"Saat berada di jalan, kurangi kecepatan agar tidak berisiko tergelincir. Serta gunakan jas hujan model pakaian dan celana agar aman saat berkendara," ujar Ridwan. [afs]