WahanaNews-Madura | Lahan sawah di Dusun Bates, Desa Bencelok, Kecamatan Jrengik, Kabupaten Sampang, Madura lama menganggur karena selama musim tanam, terutama padi tidak mendapatkan hasil yang baik.
Pemicunya lantaran sulit mendapatkan air meski di musim penghujan sehingga saat musim tanam selalu gagal panen.
Baca Juga:
Gelar Naker Expo, Kemnaker Sediakan Puluhan Ribu Lowongan Pekerjaan di Tiga Kota
"Begitupun sawah saya dan warga lainnya jauh dari sungai maupun selokan air yang mengalir ke sungai," kata salah satu pemilik lahan Abdul Hamid, Selasa (3/5/2022).
Ia menambahkan bahwa sebelumnya pernah membeli air saat musim tanam padi, satu tangki setiap bulannya.
Setelah dihitung-hitung ternyata pengeluaran membeli air tangki tidak sepada dengan hasil yang didapat.
Baca Juga:
Sudinkes Jakarta Barat Ingatkan Rumah Sakit Terus Terapkan Pelayanan Berbasis Hospitality
"Pemasukan yang kami dapat jumlahnya tidak sebanding dengan pengeluaran, jadi mending tidak menanam," terangnya.
Nasib gagal panen juga dirasakan warga Dusun Bates saat mencoba menanam tanaman lainnya pada musim kemarau, seperti kacang-kacangan.
"Hasilnya sama saat menanam kacang dan jagung karena membutuhkan air yang cukup, mau gimana lagi ya lebih baik dianggurkan," ucap Abdul Hamid.
Sementara, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Disperta dan KP) Sampang melalui Kabid Ketahanan Pangan dan Holtikultura Nurdin menyampaikan, memang dari dulu kendala yang dirasakan petani di Sampang yang lahannya jauh dari sungai adalah persoalan air.
Sehingga, harus memiliki inisiatif untuk mencari sumber air dengan cara membuat bor sumur di area sawah.
Semisal, sumber air tidak dapat ditemukan, maka inisiatif lainnya menanam tanaman yang sesuai dengan kondisi lahan.
"Ada tanaman yang tidak membutuhkan air banyak yakni, kacang hijau drida (bukan lokal), petani hanya memberikan air di awal saja dan satu bulan langsung proses panen," pungkasnya. [rda]