WahanaNews-Madura | Proses sertifikasi halal mulai dilakukan oleh 1.000 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Pulau Madura Jawa Timur. Proses itu dibantu tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Forum Akbar dan Pengabdian Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
Ketua tim KKN Abmas ITS Ardy Maulidy Navastara mengatakan, kegiatan itu dilatarbelakangi undang-undang mengenai sertifikat halal. Aturan tersebut mewajibkan setiap makanan dan minuman memiliki sertifikasi halal.
Baca Juga:
Kemendag Dorong UMKM Periksa Kehalalan Produknya
”Hal tersebut mendorong kami untuk bersinergi guna mengabdi kepada masyarakat, terutama pada target sasaran yang berlokasi di Labang, Kabupaten Bangkalan,” terang Ardy Maulidy Navastara, Senin (22/8).
KKN Abmas ini, kata Ardy, bekerjasama dengan Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Addimyathy Nurul Iman sebagai UMKM yang mengurus proses sertifikasi halal.
Koperasi tersebut membawahi total empat UMKM di bidang makanan. Tiga di antaranya berupa produk roti dan kue kering. Satu produk lainnya adalah petis.
Baca Juga:
Kemendag Dorong Sertifikasi Halal Pelaku Usaha Ultra Mikro
”Karena bergerak di bidang makanan, sangat penting sertifikasi halal agar produk tersebut lebih diterima masyarakat,” ujar Ardy Maulidy Navastara.
Untuk memperoleh sertifikat halal, lanjut Ardy, para pelaku UMKM harus memenuhi sejumlah syarat. Yakni memastikan seluruh bahan baku yang digunakan halal.
Tidak hanya bahan baku, alat-alat yang digunakan untuk mengolah bahan baku harus terjaga kebersihannya.
”Selain itu, proses pengolahannya pun harus dipastikan steril agar produknya layak dikonsumsi,” imbuh Ardy Maulidy Navastara, dosen Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) itu.
Salah satu pelaku UMK Imamatul Munfaridah mengatakan, untuk sertifikasi halal telah melalui berbagai proses.
Proses tersebut tidak lepas dari kontribusi tim KKN Abmas ITS yang telah membantu pelaku UMKM untuk memperoleh sertifikat halal.
”Dengan adanya sertifikat halal, produk kami bisa lebih diterima masyarakat karena memiliki logo halal,” ucap Munfaridah.
Pondok Pesantren Addimyathy Nurul Iman memiliki koperasi, membawahi beberapa UMKM, serta telah membantu 80 UMKM untuk memperoleh Nomor Induk Berusaha (NIB). Pondok Pesantren Addimyathy Nurul Iman dipilih sebagai tempat tim KKN Abmas ITS.
Dengan pendampingan itu, diharapkan UMKM di sekitarnya turut menyadari pentingnya sertifikasi halal.
Hal itu untuk memperluas pemasaran produk sekaligus meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk mengkonsumsi produk tersebut. [jat]