WahanaNews-Madura | Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno terpukau dengan keris hasil kerajinan tangan warga Desa Aeng Tong-Tong, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. Ia bahkan sempat mencoba menempa keris di desanya para empu tersebut.
Menurutnya potensi wisata keris di desa ini sangat luar biasa. Apalagi, sebagian besar warga di desa itu merupakan perajin keris dengan kualitas yang sangat baik yang kini namanya menjadi Desa Wisata Keris.
Baca Juga:
Kemenparekraf Hadirkan 'Wonderspace by Wonderful Indonedia' di Stasiun MRT Bundaran HI Kenalkan 5 DPSP
"Saya sangat kagum melihat potensi yang luar biasa bahwa keris ini merupakan budaya tak benda yang sudah diakui Unesco," kata Sandi dalam keterangannya, pada Selasa (24/5/2022).
Sandi pun sempat mencoba menempa keris, melihat para empu mengukir keris, serta mendengarkan paparan langsung pengurus di desa itu tentang proses penjualan hingga ekspor keris ke luar negeri.
Kunjungan ini merupakan lawatan langsung ke 50 desa wisata terbaik dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022 sebagai upaya mendorong pemulihan ekonomi melalui pengembangan desa, agar tercipta lapangan kerja dan mendorong kebangkitan ekonomi.
Baca Juga:
Sandiaga Dorong Pelaku Ekraf Bekasi Maksimalkan Digitalisasi dalam Pemasaran
Kabupaten Sumenep sendiri telah dikukuhkan sebagai Kota Keris dan Unesco telah menetapkan sebagai daerah perajin keris terbanyak di dunia dan sebagian besar empu keris berasal dari Desa Wisata Keris atau Desa Aeng Tong-Tong.
Diantaranya terdapat 470 sampai 500 empu keris di Sumenep yang jumlahnya mengalahkan Yogyakarta yang masih 15 empu. Sehingga Unesco mengakui Kabupaten Sumenep, dengan penobatan sebagai jumlah empu alias pembuat keris terbanyak di Asia Tenggara.
"Desa Wisata Keris adalah salah satu desa yang sangat unik. Desa yang kebanyakan dari masyarakatnya adalah perajin keris dimana senjata tersebut adalah senjata otentik milik Indonesia. Apalagi zaman modern saat ini, desa ini masih memanfaatkan kegiatan yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu,” katanya kagum.
Di desa tersebut juga masih ada rumah-rumah tradisional Madura Tanean Lanjhang yang memiliki arti halaman panjang yaitu berupa kumpulan rumah yang terdiri dari beberapa keluarga yang masih berada dalam satu ikatan keluarga. Masyarakatnya juga masih melestarikan rumah tradisionalnya.
Menteri Sandi juga tidak lupa menyambangi satu Empu panggilan untuk pembuat keris yaitu empu Ika, yang merupakan empu (pembuat keris) perempuan satu-satunya di Indonesia.
Empu Ika yang mengajak Mas Menteri untuk melihat proses pembuatan keris, mulai dari pemilihan besi, lalu penempaan, pembentukan bilah, kinatah (ukir besi jika keris ukir), warangka (pembuatan sarung keris yang terbuat dari kayu), terakhir mewarangi atau campuran cairan arsenikum dengan air jeruk nipis yang dioleskan atau celupkan ke Keris.
Selama di tempat Empu Ika, Sandi juga mendengarkan curhatan-nya. Dia mengaku kesulitan dalam pemasaran produknya, terutama pada saat pandemi. Dimana dia biasanya lancar mengekspor keris ke luar negeri, namun selama pandemi semuanya terhenti.
Untuk itu, Empu Ika meminta bantuan dari Menteri Sandi untuk bisa mempromosikan dan mengenalkan keris dari Desanya terutama kepada followersMas Menteri yang kebanyakan kaum milenial.
“Baik saya akan bantu promosikan, mudah-mudah setelah dikenalkan banyak kaum milenial yang memesan keris,” tukasnya.
Menteri Sandi pun mengatakan akan segera berkoordinasi untuk mewujudkan ekspor keris ke mancanegara sehingga karya keris terutama dari desa wisata Keris dan beberapa wilayah di Kabupaten Sumenep bisa tersalurkan kepada pecinta keris di seluruh dunia.
Menparekraf pun berencana menjadikan keris sebagai suvenir delegasi yang hadir pada salah satu side event KTT G-20 di Bali. Namun, dikarenakan keterbatasan waktu pembuatan, maka suvenir keris ini hanya dibuat sebanyak 20 buah untuk masing-masing negara.
“Melalui program Kampung Berseri Astra, Desa Wisata Keris ini nantinya dapat menjadi tunas Kampung Berseri Astra dan diharapkan menjadi etalase untuk memastikan keris-keris dibawa ke luar negeri untuk menjadi komoditas unggulan kita menjadi suvenir-suvenir yang akan ditampilkan salah satunya dalam perhelatan G-20. Ini menjadi penghargaan kami bagi negerinya para empu”, tutup Sandiaga. [jat]